Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Membudayakan Kembali Jum’at Bersih

30 Januari 2011   18:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:02 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_87773" align="aligncenter" width="502" caption="sampah yang dikumpulkan"][/caption] Tahukah anda bahwa sampah itu dapat membangun candi Borobudur? Menurut data terakhir Dinas Kebersihan Jakarta, jumlah sampah Jakarta sampai saat ini ± 27.966 M³ per hari. Sekitar 25.925 M³ sampah diangkut oleh 757 truk sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Di tambah lagi sisa Sampah ± 2041 M³ yang tak terangkut menjadi masalah yang masih menunggu untuk segera diatasi. Jikalau mau di hitung-hitung, penduduk DKI Jakarta dapat membangun 1 Candi Borobudur setiap 2 hari dari tumpukan sampah. Artinya dalam setahun saja, kita dapat membangun 185 buah Candi Borobudur (Volume Candi Borobudur adalah 55.000 M³). Apakah hal ini berlaku di Yogyakarta? Yogyakarta sendiri adalah salah satu tujuan wisata terfavorit dari 10 besar tempat wisata di Indonesia. Tidak hanya didominasi oleh wisatawan domestic, Yogyakarta juga banyak di singgahi oleh wisatawan mancanegara, ada yang belajar tentang budaya, ada juga yang sedekar berleha-laha melepas penat didalam raga. Di samping semua hal yang baik-baik bahkan terkesan indah di Yogyakarta, terdapat seatu masalah yang cukup membuat hati kita miris membayangkannya, hampir setiap tempat yang menjadi favorit wisata di yogya terlihat sampah-sampah yang berserakkan, entah karena kurangnya kesadaran masyarakat atau persoalan di pemerintah dalam mengurusi sampah. Tetapi jikalau sampah-sampah berserakan terus menerus, apakah Yogyakarta akan tetap menjadi Daerah Favorit pariwisata? Tidak perlu anda jawab, cukup hati nurani anda yang berkata. Buang sampah pada tempatnya atau tidak. Atas dasar setitik realita tersebut, kami atas nama 11 pemuda-pemudi yang tergabung dalam BET#2 (Basic Environmental Training #2) mengingin sesuatu yang berbeda, oleh karena itu kami sepakat ingin mengembalikan budaya jum'at bersih yang telah lama hilang bak di telan bumi di negeri Yogyakarta. Tepat pada hari Jum’at (21/01/11) sekitar jam 9 pagi, kami sepakat berkumpul di Jalan Malioboro untuk mengumpulkan sampah yang berserakan. Sebelum memulai aksi mengumpulkan sampah, kami semua justru mendapatkan tawaran untuk menjadi figuran pada syuting FTV, tidak membutuhkan waktu lama, kami dengan tegas menolak tawaran tersebut. Kami sadar bahwa tujuan kami ke tempat tersebut adalah untuk membuat daerah tersebut menjadi terbebas dari sampah, hal itulah yang menjadi alasan yang kuat kenapa kita dengan tegas menolak tawaran tersebut. [caption id="attachment_87774" align="aligncenter" width="300" caption="berkumpul sebelum memulai aksi."]

1296410959140477945
1296410959140477945
[/caption] [caption id="attachment_87775" align="aligncenter" width="300" caption="mengambil sampah"]
1296411045194378884
1296411045194378884
[/caption] [caption id="attachment_87776" align="aligncenter" width="300" caption="mengambil sampah"]
12964110951573519657
12964110951573519657
[/caption] Setelah kejadian itu, barulah kita memulai kegiatan dari ujung Malioboro dengan membuat 2 kelompok, sebelah kiri dan sebelah kanan. Peralatan yang seadanya tidak membuat nyali kami ciut untuk melakukan hal tersebut. Satu demi satu sampah yang berserakan kita ambil lalu memasukkannya kedalam karung dan tas plastik yang sesuai dengan jenis sampah. Walau matahari terasa menyengat di kulit serta keringat yang berserakan kemana-mana, akhirnya kami pun menyelesaikan kegiatan kami tepat di depan Keraton Yogyakarta. Setelah itu kami membuang sampah-sampah yang kurang memiliki nilai guna ke TPA. Sampah-sampai yang memiliki nilai guna, kami memanfaatkannya untuk nantinya agar dapat di daur ulang. [caption id="attachment_87777" align="aligncenter" width="300" caption="image 1"]
12964114561557524453
12964114561557524453
[/caption] [caption id="attachment_87778" align="aligncenter" width="300" caption="akhirnya selsai juga"]
12964115492007367050
12964115492007367050
[/caption] [caption id="attachment_87779" align="aligncenter" width="300" caption="membuang sampah pada tempatnya"]
1296411236377739319
1296411236377739319
[/caption] Hal ini kami lakukan agar kedepannya masyarakat sadar akan hal membuang sembarangan, di samping itu, sebagai sebuah kritikan terhadap pemerintah Daerah Istemewa Yogyakarta agar menjadi perduli dengan sampah-sampah yang berserakan, serta dapat menjadikan jum'at bersih sebagai kegiatan rutin daerah. Di dalam jum'at sehat nantinya, Semua elemen masyarakat baik di RT-RW, sekolahan, universitas serta instansi-instansi pemerintah dapat secara bersama-sama turun tangan dan menyatukan visi misi membersihkan bumi Yogyakarta dari sampah. Tidak perlu bersusah payah setiap hari, cukup 1 hari dalam seminggu, niscaya yang terucap dari bibir setiap masyarakat bahkan wisatawan hanya kata "Bersih, tenang dan nyaman." So, mulai sekarang buanglah sampah pada tempatnya..

Aku tak pernah bertanya apakah sesuatu itu MUNGKIN untuk dilakukan? Tapi aku bertanya, bagaimana cara melakukannya? (Thomas A Edison, penemu Lampu dan pemegang lebih dari 1000 hak paten) Sumber Foto: Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun