Kembali lagi, itu hanya ada dalam cerita dan dunia perfilman. Mungkin jika menggunakan kamera pengintai yang kecil, atau pulpen yang bisa merekam gambar dan suara bisa saja, tapi untuk sama persis, atau bahkan untuk teknologi yang belum bisa dibuat secara nyata itu tidak ada. Mereka bekerja secara nyata, menyelinap masuk ke dalam tempat dimana target berada.
Untuk memudahkan pekerjaan mereka, alat pelacak tentunya tidak luput dari semua itu. Ada yang melacak untuk mengetahui koordinat target, ada juga yang melacak untuk mereka datangi secara langsung. Pekerjaan mereka juga tidak semudah yang kita kira, jika sampai ketahuan, maka misi gagal.
Dalam novel fiksi atau film, terkadang para Detektif bekerja sebagai team, dan setiap orangnya memiliki tugas masing--masing. Tapi jika di dunia nyata, karena mereka bekerja perseorangan, semua yang setiap orang kuasi, harus mereka kuasai sendiri. Yap, tugas seorang Agent memang seberat itu.Â
Meraka harus manipulatif, agar target tidak curiga jika mereka sedang mengintainya. Mereka harus teliti, agar tidak ada bukti yang terlewat, dan tentunya, mereka juga harus berhati--hati, jika
sewaktu--waktu ada pergerakan sang target secara mendadak.
Semua itu memang membutuhkan keahlian yang banyak, karena tidak mungkin sebagai seorang Detektif tidak memiliki pengetahuan apapun.Â
Mereka itu selalu dituntut untuk menjadi perfect, dan jadi yang terbaik. Banyak ilmu yang harus mereka pelajari, seperti ilmu tentang forensik, mereka harus tahu tentang itu, karena bisa saja sewaktu--waktu mereka ditugaskan untuk turun menyelidiki kasus ke suatu tempat yang jauh dari kota, dan menemukan mayat tanpa identitas yang jelas.
Mereka bisa langsung mendiagnosa kenapa orang itu bisa meninggal dunia, karena bisa saja pembunuhannya akan melakukan hal yang sama pada mereka.
Nah dari sini, sifat manipulatif juga harus digunakan. Mereka harus memutar balik keadaan, agar pembunuh yang mungkin mengincar nyawa mereka malah tertekan dan menyerah pada mereka.Â
Sifat manipulatif seorang Agent detektif juga digunakan ketika mereka meyakinkan orang lain, agar mau menolong, atau menerima mereka menjadi salah satu pekerja, dan mengganti posisi mereka di tempat orang itu bekerja, yang menjadi tempat target bernaung juga tentunya.Â
Terkadang, jika mereka harus mendekati target, sifat manipulatif ini lah yang paling diandalkan, karena ini akan menentukan gagal atau berhasilnya mereka.
Lalu bagaimana dengan ketelitian? Apakah hanya untuk bukti saja? Tidak. Ketelitian yang harus mereka miliki sebenarnya lebih dari itu, contohnya, jika mereka pergi dari tempat target, mereka tidak boleh meninggalkan jejak apapun, atau dalam kata lain, mereka harus menghapus bersih semua hal yang bersangkutan dengan penyelidikan ini. Pun dengan data yang mereka kumpulkan, tidak boleh ada yang hilang, dan tertinggal.