Mohon tunggu...
Detania Talia Rastri
Detania Talia Rastri Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya untuk bersenang-senang

What should I put here? Any idea?

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Anak Rantau Tanjung Selor: "Gorengan Tusuk? Mana Ada di Jogja"

30 Desember 2020   11:29 Diperbarui: 30 Desember 2020   11:58 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rifai pemilik usaha gorengan tusuk pjs (Foto:Deta) 

Tanjung Selor -- Banyak macam gorengan yang di jual di setiap daerah. Pada umumnya, gorengan yang biasa kita temui berupa pisang dan tempe yang di baluri tepung hingga menjadi gurih dan nikmat untuk di santap. Nah, sedangkan di Kalimantan Utara ada gorengan yang berbeda dari daerah lain yang kerap di sebut gorengan tusuk. Gorengan tusuk itu apa, sih? Bagaimana cara menyantapnya?  

Sebelum itu, mari kita bahas sedikit tentang muda mudi dari ibu kota provinsi Kalimantan Utara dengan semboyan nya yakni Kota Ibadah yang bernama Tanjung Selor. Generasi muda mudi dari Tanjung Selor cukup aktif dalam urusan pendidikan, sehingga setelah lulus SMA, sebagian besar dari mereka berlomba-lomba untuk merealisasikan tujuan mereka setelah lulus dari seragam putih abu-abu tersebut yang kemudian berpencar ke berbagai macam kota demi menempuh pendidikan dan mencari pengalaman. 

Salah satu destinasi yang dituju mereka adalah Kota Pendidikan, DI Yogyakarta. Jarak antara Tanjung Selor dan Jogja bisa menempuh 3,5 sampai dengan 4 jam perjalanan menggunakan pesawat, bisa terbilang jarak yang cukup jauh bagi orang-orang Tanjung Selor untuk menempuh suatu pendidikan. Sebut saja mereka yang jauh dengan kampung halaman nya dengan panggilan anak rantau.

Sebagai anak rantau yang sedang menempuh pendidikan di Jogja, tentunya memiliki rasa rindu tersendiri dengan kota kelahiran kita terutama dengan makanan ringan yang sering menemani kita saat sedang berada di kampung halaman. Untuk anak-anak rantau dari Kalimantan Utara, khusus nya kota Tanjung Selor, yang di rindukan adalah gorengan tusuk.  

Gorengan tusuk sendiri adalah berbagai macam lauk seperti telur puyuh, tempe, tahu bakso, sosis, hati, ayam, bakwan, dan lainnya yang ditusuk dengan tusuk sate kemudian di kombinasikan dengan adonan tepung lalu menuju ke penggorengan lalu siap di santap dengan saus pedas merah dan sejenisnya, tak jarang juga ada yang menyediakan saus kacang. Gorengan ini bisa ditemukan hampir di setiap sudut Tanjung Selor dengan penjual yang biasa di panggil Pakle dan Bulek dengan gerobak sederhana berjajar di pinggir jalan.  

Salah satu gorengan tusuk yang di minati dari sekian banyak gorengan tusuk yang ada di Tanjung Selor yakni berlokasi di Jl. Katamso, Pujisera atau biasa di sapa dengan gorengan pjs oleh warga lokal. Gorengan tusuk yang ramai dihampiri adalah gerobak dimana pemiliknya biasa di juluki dengan Pakle Kembar yang telah memulai usahanya ini pada dari tahun 2017 silam. Julukan tersebut tercipta dengan alasan yang tidak lain dan tidak bukan karena pemiliknya bersaudara kembar.

Ternyata sebelum memulai berjualan gorengan tusuk, mereka sempat berjualan sepatu yang dimana penghasilannya tidak cukup memuaskan mereka dengan rentang waktu yang cukup lama, sehingga mereka memutuskan untuk beralih ke usaha nya yang sekarang yakni menjadi pedagang gorengan tusuk. 

Biasanya mereka mulai berjualan pada pukul 15.30 p.m dengan gerobak yang sudah siap di tempat, kemudian tinggal mempersiapkan jualan dan menggorengnya. Gorengan tusuk ini ramai di kunjungi orang-orang yang ingin menikmatinya baik yang menyantapnya langsung di tempat atau di bungkus untuk di bawa pulang. Jam ramai nya adalah 16.00 p.m -- 18.00 p.m, pasalnya di jam itulah gorengan tusuk tersebut masih hangat hangatnya sehingga menambah cita rasa yang lebih nikmat.

"Sehari itu tidak nentu bikin berapa tusuk, pokoknya bikin aja sebanyak nya dan alhamdulillah sering habis terutama bakwan soalnya bakwan memang yang paling sedikit kami buat" Kata Rifai selaku pemilik gorengan tusuk pjs pada wawancara langsung, Selasa (29/12). Dari jawaban Rifai tersebut, cukup membuat terkejut dengan antusias warga Tanjung Selor dengan gorengan ini. Bagaimana tidak, pasalnya gorengan yang di buat dalam sehari tersebut terbilang sangat banyak melihat dari Rifai dan kembarannya yang terus menggoreng dari sore hingga malam.  

Menurut pria berumur 21 tahun ini, pelanggan yang membeli kemungkinan sekitar umur 17 tahun sampai dengan 25 tahun. Rifai sendiri mengaku tidak dapat terlalu memperhatikan pembelinya karena fokus membolak-balik gorengan diatas minyak panas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun