Sayangnya niat kami yang terakhir itu tidak bisa terwujud. Sekitar satu bulan yang lalu Broniz hilang. Sebelumnya rutinitas Sabtu-Minggu yang biasa kami lakukan memang sempat tertunda beberapa kali karena kekasih terpaksa keluar kota untuk tugas kantor. Sejak itu, beberapa kali kami ke Taman Suropati tidak pernah kami temui lagi keberadaan si Broniz. Beberapa pedagang yang sudah mengetahui kedekatan kami dengan kucing itu memberikan informasi yang tidak pasti. Kami pun membuat praduga-praduga tak berdasar. Mungkin saja Broniz ditangkap dinas sosial untuk dirawat, dipelihara pecinta kucing lain yang datang ke taman atau diambil lagi oleh sang pemilik (dulu kami menduga Broniz adalah kucing rumah yang dibuang). Bahkan kami sampai mencarinya ke PPSJ di daerah Ragunan. Hasilnya tetap nihil. Kami sangat bersedih.
Saya ingat, seorang teman pecinta kucing pernah mengatakan bahwa dia tidak berani terlalu menyayangi kucing lagi hanya karena dia takut terluka. Tidak siap ketika si kucing kesayangan pergi atau mati. Saya merenung. Mungkin apa yang dikatakannya benar belaka. Tapi saya tidak mampu membendung rasa pada Broniz. Setelah beberapa upaya yang tidak membuahkan hasil, kami sepakat untuk berdoa saja demi kebaikan Broniz. Semoga dia baik-baik saja, sehat, nyaman dan aman.
Meskipun tidak membuat kesepakatan sebelumnya, sekarang rutinitas mengunjungi taman Suropati ini sedikit kami kurangi. Mungkin jauh di dalam hati kami sama-sama tahu bahwa perlu waktu untuk sembuh dari rasa kehilangan. Merelakan Broniz pergi yang ternyata memang tidak mudah, karena kami masih kerap diganggu rasa rindu. Mungkin melalui tulisan ini pembaca ada yang mengetahui keberadaan Broniz kami yang lucu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H