Nyai Ontosoroh adalah salah satu tokoh dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, dia adalah 'gundik' dari Herman Mellema, seorang pengusaha asal Belanda yang tinggal di daerah Wonokromo, Surabaya.
Karena statusnya hanya sebagai 'gundik' alias pasangan tanpa pernikahan oleh Herman Mellema, dia tidak pernah diurus selayaknya istri oleh orang Belanda tersebut, apalagi sejak dia terjerumus ke kehidupan malam dan minuman keras.
Didikan Herman Mellema serta tekanan yang dia alami, membentuk Nyai Ontosoroh sebagai perempuan yang patut diteladani. Berikut ini perilaku dan sikap dari Nyai Ontosoroh yang bisa diterapkan oleh perempuan masa kini.
1. Open Minded
Nyai Ontosoroh memiliki pemikiran yang mungkin belum dikuasai oleh perempuan-perempuan di masa itu, hidup di bawah didikan Herman Mellema, membuat pola pikirnya berubah menjadi lebih terbuka, bahkan setara dengan orang-orang Belanda yang pada waktu itu dianggap sebagai kaum priyayi.
2. Mau Belajar
Menjadi seorang gundik tidak lantas membuat Nyai Ontosoroh takut pada Tuan Mellema, dia justru mengambil banyak pelajaran dari tuannya, seperti Bahasa Belanda, tata cara mengelola usaha, dan kebiasaan-kebiasaan kaum priyayi pada waktu itu.
3. Mampu Mengelola Harta
Seperti yang kita tahu dalam novel Bumi Manusia, Herman Mellema adalah orang yang suka mabuk-mabukan dan tidak pernah mengurus usahanya. Boerderij Buitenzorg selama ini dikelola oleh Nyai Ontosoroh dan dibantu sedikit oleh putrinya Annelies Mellema.
Meskipun statusnya kerap dipandang sebelah mata, kemampuan dan kepandaian Nyai Ontosoroh dalam mengelola usahanya diakui oleh banyak orang.
4. Mendidik Anaknya dengan Dua Kebudayaan
Hubungan Nyai Ontosoroh dengan Herman Mellema melahirkan dua orang anak yakni Robert Mellema dan Annelies Mellema. Nyai Ontosoroh mendidik kedua anaknya dengan baik, tanpa melupakan asal usul kedua orang tuanya.
Hanya saja, Robert lebih suka dipandang sebagai priyayi Belanda. Sedangkan Annelies dengan senang hati menyelami dua budaya tersebut, dia bahkan suka menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa dalam bercakap.
5. Tegas
Nyai Ontosoroh sangat tegas dalam bertindak laku, tidak hanya kepada dirinya sendiri dan anak-anaknya, dia juga tidak segan menentang Herman Mellema dan para petinggi Hindia Belanda yang ingin berlaku tidak adil pada keluarganya.
Seperti saat pernikahan Annelies tidak disahkan oleh pemerintah, Nyai Ontosoroh dengan berani menyuarakan pendapatnya dalam persidangan, meskipun pada akhirnya Annelies tetap harus dikembalikan ke Belanda.
Itu tadi beberapa hal yang membuktikan bahwa Nyai Ontosoroh adalah sosok perempuan yang patut diteladani, terlepas dari status sosialnya, ada banyak hal yang bisa dipelajari darinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H