Melalui penyuluhan, remaja dan masyarakat dapat belajar tentang faktor-faktor yang memicu tawuran, seperti tekanan dari kelompok sebaya, ketidakstabilan ekonomi, dan pengaruh media sosial. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor ini, mereka dapat bekerja sama untuk mengidentifikasi solusi yang efektif dan mengurangi risiko terjadinya tawuran di masa depan.
Selain itu, program sosial juga memberikan platform untuk memperkuat keterampilan sosial dan emosional remaja melalui pendekatan penyuluhan partisipatif. Dalam sesi penyuluhan yang interaktif dan kolaboratif, remaja diajak untuk berpartisipasi aktif dalam mendiskusikan isu-isu yang relevan dengan mereka. Mereka diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman, pemikiran, dan ide-ide mereka tentang bagaimana mengatasi konflik dan membangun hubungan yang sehat di antara sesama. Dengan demikian, remaja dapat merasa lebih dihargai dan didengarkan, sehingga meningkatkan motivasi mereka untuk berperan aktif dalam membangun lingkungan yang aman dan damai.
Terakhir, program sosial melalui penyuluhan partisipatif dapat membantu membangun jejaring sosial yang kuat di antara remaja dan masyarakat. Melalui kolaborasi antar lembaga pendidikan, pemerintah, organisasi masyarakat, dan keluarga, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi remaja untuk tumbuh dan berkembang secara positif. Dengan memperkuat hubungan antar generasi dan mempromosikan dialog terbuka, kita dapat menciptakan budaya yang memprioritaskan perdamaian, toleransi, dan kerjasama di tengah-tengah konflik dan ketegangan.
Dengan demikian, program sosial dalam pengendalian tingkat tawuran remaja melalui penyuluhan partisipatif bukan hanya sekedar solusi sementara, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam menciptakan masyarakat yang lebih aman, harmonis, dan beradab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H