Mudik bagi anak rantau adalah sesuatu yang cukup "mewah." Bagaimana tidak? Saat mudik, pasti akan keluar banyak sekali biaya, terutama biaya perjalanan. Tak heran, sekarang banyak sekali yang mengadakan mudik gratis. Tentu saja hal ini memudahkan dan menggembirakan bagi pemudik.
Saya pernah ikut merasakan sensasi mudik, walaupun bukan mudik gratis. Empat tahun lalu, saya ikut mudik salah seorang sahabat ke Banyuwangi. Dari situ saya belajar tetek bengek mudik.
Dimulai dari persiapan. Persiapkan mudik sebaik mungkin, mulai dari jadwal hingga apa yang harus dibawa. Untuk waktu, rencanakan sebaik mungkin kapan waktu pulang dan kapan waktu pergi. Hal itu untuk mengantisipasi tiket apabila menggunakan transportasi umum. Jangan sampai kehabusan tiket, ya. Pada waktu itu, kami memesan tiket pulang pergi sekalian, jadi saat perjalanan dan di tempat mudik kami sudah tidak khawatir kehabisan tiket pulang. Untuk mudik gratis pun, harus ada verifikasi dulu untuk mendapat tiket.
Untuk barang bawaan, sebaiknya bawa seperlunya saja. Hindari membawa barang terlalu banyak agar kita bisa mengontrolnya. Jangan sampai ada barang yang terselip, tertinggal, apalagi hilang. Awasi barang-barang kita sendiri.
Agar badan tetap segar dan bugar saat perjalanan, kita harus nyaman. Atur sendiri kenyamanan saat di kendaraan, karena bagaimanapun, kita yang paling tahu diri kita. Mungkin bisa mempersiapkan bantal, guling, atau selimut dari rumah. Kalau saya kemarin ke Banyuwangi naik kereta, kami siasati dengan memesan kursi lebih, agar kami bisa berpindah tempat ataupun selonjoran.
Selamat pulang kampung untuk anak rantau. Semoga mudik kali ini menyenangkan, ya.
Foto: dokpri
Jogja, 15 April 2023
Persembahan dari saya, yang ingin pulang kampung halaman, tetapi lupa halaman berapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H