Mohon tunggu...
Desy Rahmasari
Desy Rahmasari Mohon Tunggu... Lainnya - PT. Victoria Care Indonesia

Desy Rahma adalah orang yang antusias dan memiliki minat tinggi terhadap Manajemen Pemasaran, Strategi Bisnis, aktif terlibat dalam beberapa usaha bisnis yang dikelolanya seperti Budidaya Udang Vaname, UMKM Salad Buah, Administator SAP/ERP dan Pembawa Acara/MC. Dia juga seorang pembelajar yang cepat dan orang yang gesit. Ia selalu aktif terlibat dalam beberapa proyek dan organisasi sekaligus memungkinkannya mengembangkan keterampilan manajemen waktu, kerja tim, dan kepemimpinan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

INDAHNYA KERUKUNAN DAN NILAI TOLERANSI YANG TINGGI DALAM KEMAJEMUKAN DI DESA CANDIGARON

14 November 2021   19:10 Diperbarui: 14 November 2021   19:30 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pihak pemerintah desa pun akan selalu welcome terhadap keberbedaan agama maupun kepercayaan, yang terpenting adalah kejelasan dari pemeluknya sehingga tidak membuat bingung penduduk dalam pergaulan bermasyarakat.

“Waktu saya ikut pertemuan Forum Kerukunan Umat Beragama, kebetulan saya sebagai perangkat desa, saya usul kita jelas saja kalau memang Ngestika Sampornan lepas dari Islam dan yang lepas dari Budha, seandaianya meninggal ya dengan tata cara aliranya dia jangan nggandul agama lain begitu,” ucap Kadus Candi.

Keadilan dan ketidakberpihakan aparat desa pada salah satu agama adalah cara membangun sebuah kerukunan antar umat beragama, agar tidak melahirkan kecemburuan di antara penganut agama maupun kepercayaan. Jadi, jelas mereka berpegang teguh pada masing-masing keyakinannya.

“Untuk membina kerukunan dan ketidakcemburuan penduduk, saya pernah memberikan kebijakan pada saat warga Kristen hendak membangun Gereja lagi, padahal sudah ada dua gereja sebelumnya yaitu di dusun Jambe dan Trayu. Kita kan tahu ada peraturan Undang-undang tentang ijin mendirikan bangunan tempat ibadah, kebetulan saya muslim, ketika saya langsung melarang, kan tetap yang terkena efek saya. Oleh karena itu ya sudah monggo, akan tetapi jangan bicara kalau itu untuk tempat ibadah akan tetapi sebagai giliran saja,” pungkas kepala dusun Candi, bapak Eko Sugianto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun