Mohon tunggu...
desy rahmawati
desy rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

hobi saya adalah travelling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadis Palsu Puasa dan Kesehatan di Tengah Kebisingan

3 Desember 2024   17:17 Diperbarui: 3 Desember 2024   17:21 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara adzan shubuh menggema di seluruh desa. Ustadz Ahmad, seorang pengajar yang bijaksana dan disegani, sudah berada di TPQ Al-Mubarok. Ia mempersiapkan tempat untuk mengajar, menata buku-buku, dan memastikan semua perlengkapan ada. Hari ini, ia berencana untuk membahas hadits tentang puasa dan kesehatan.

Fatimah, seorang ibu muda yang aktif di komunitas, datang lebih awal. Ia membawa anaknya, Ali, yang berusia 10 tahun. "Ustadz, saya ingin mendiskusikan tentang puasa dan kesehatan. Saya dengar ada hadits yang mengatakan 'Berpuasalah, kalian akan sehat'. Apakah itu benar?" tanyanya.

Ustadz Ahmad tersenyum. "Hadits itu memang sering dibicarakan, Fatimah. Namun, kita perlu memastikan kebenarannya. Mari kita tunggu yang lain."

Siti, seorang remaja cerdas dan penuh semangat, datang bersama Hasan, sahabatnya yang selalu ingin tahu. "Ustadz, kami mendengar bahwa puasa bisa membuat tubuh kita lebih sehat. Apakah itu benar?" tanya Siti.

"Puasa memiliki banyak manfaat, namun kita harus berhati-hati dengan informasi yang beredar. Mari kita diskusikan lebih lanjut," jawab Ustadz Ahmad.

Setelah semua berkumpul, Ustadz Ahmad memulai diskusi. "Hari ini kita akan membahas tentang puasa dan kesehatan. Ada hadits yang menyatakan, 'Berpuasalah, kalian akan sehat.' Namun, kita perlu tahu apakah hadits ini sahih atau tidak."

Fatimah mengangguk. "Saya pernah mendengar bahwa ada hadits palsu yang beredar tentang puasa. Bagaimana kita bisa membedakan yang asli dan yang palsu, Ustadz?"

Ustadz Ahmad menjelaskan, "Kita harus merujuk kepada para ulama dan kitab-kitab hadits yang terpercaya. Hadits yang sahih memiliki sanad yang jelas dan diterima oleh para ahli."

Ali, yang penasaran, bertanya, "Tapi, Ustadz, jika kita berpuasa, apa saja manfaatnya bagi kesehatan?"

Ustadz Ahmad menjawab, "Puasa dapat membantu detoksifikasi tubuh, meningkatkan sistem kekebalan, dan memperbaiki metabolisme. Namun, kita harus melakukannya dengan cara yang benar dan tidak berlebihan."

Siti menambahkan, "Jadi, puasa itu baik, asalkan kita melakukannya dengan niat yang benar dan tidak berlebihan?"

"Benar sekali, Siti. Niat yang tulus dan cara yang benar adalah kunci untuk mendapatkan manfaat dari puasa," jawab Ustadz Ahmad.

Setelah diskusi, Ustadz Ahmad mengajak mereka untuk mencari tahu lebih lanjut tentang hadits yang dimaksud. Mereka sepakat untuk mencari referensi dari kitab hadits dan bertanya kepada para ulama di desa.

Fatimah mengusulkan, "Bagaimana jika kita mencari tahu di perpustakaan desa? Mungkin ada buku-buku tentang hadits yang bisa membantu kita."

Ali bersemangat, "Ayo, kita pergi sekarang! Saya ingin tahu lebih banyak tentang puasa dan kesehatan."

Siti dan Hasan setuju, dan mereka semua berangkat ke perpustakaan desa. Di sana, mereka menemukan beberapa buku tentang hadits dan kesehatan. Mereka mulai membaca dengan seksama.

Setelah beberapa jam mencari, mereka menemukan sebuah buku yang membahas tentang hadits terkait puasa. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang manfaat puasa dari sudut pandang medis dan spiritual.

Ustadz Ahmad membaca dengan seksama. "Ternyata, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan. Namun, kita harus ingat bahwa hadits yang menyatakan 'Berpuasalah, kalian akan sehat' tidak ditemukan dalam kitab hadits yang sahih."

Fatimah terlihat bingung. "Jadi, hadits itu tidak benar?"

"Hadits tersebut tidak memiliki sanad yang jelas. Namun, prinsip bahwa puasa bermanfaat bagi kesehatan adalah benar, asalkan dilakukan dengan cara yang benar," jelas Ustadz Ahmad.

Ali bertanya, "Jadi, kita bisa mengatakan bahwa puasa itu baik untuk kesehatan, tetapi kita tidak bisa mengandalkan hadits yang tidak sahih?"

"Betul, Ali. Kita harus selalu mencari kebenaran dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas asal-usulnya," jawab Ustadz Ahmad.

Siti menambahkan, "Jadi, kita harus lebih kritis dalam menerima informasi, terutama yang berkaitan dengan agama dan kesehatan."

Hasan, yang mendengarkan dengan seksama, berkata, "Saya setuju. Kita harus belajar lebih banyak dan tidak hanya menerima apa yang kita dengar."

Setelah puas mencari informasi, mereka kembali ke TPQ Al-Mubarok. Ustadz Ahmad mengajak mereka untuk berbagi penemuan mereka dengan teman-teman yang lain.

"Teman-teman, kami telah mencari tahu tentang hadits 'Berpuasalah, kalian akan sehat'. Ternyata, hadits itu tidak sahih, tetapi puasa tetap memiliki banyak manfaat bagi kesehatan," kata Ustadz Ahmad.

Fatimah menambahkan, "Kita harus selalu memeriksa kebenaran informasi yang kita terima, terutama yang berkaitan dengan agama."

Siti dan Ali setuju, dan mereka semua sepakat untuk lebih aktif dalam mencari pengetahuan dan berbagi informasi yang benar.

Hari itu menjadi pelajaran berharga bagi mereka. Ustadz Ahmad menekankan pentingnya mencari kebenaran dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas. Mereka belajar bahwa puasa adalah ibadah yang memiliki banyak manfaat, tetapi harus dilakukan dengan niat yang tulus dan cara yang benar.

"Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu mencari kebenaran dalam setiap langkah kita," tutup Ustadz Ahmad.

 Dengan semangat baru, mereka melanjutkan kegiatan belajar di TPQ Al-Mubarok, bertekad untuk menjadi generasi yang cerdas dan berilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun