"Benar sekali, Siti. Niat yang tulus dan cara yang benar adalah kunci untuk mendapatkan manfaat dari puasa," jawab Ustadz Ahmad.
Setelah diskusi, Ustadz Ahmad mengajak mereka untuk mencari tahu lebih lanjut tentang hadits yang dimaksud. Mereka sepakat untuk mencari referensi dari kitab hadits dan bertanya kepada para ulama di desa.
Fatimah mengusulkan, "Bagaimana jika kita mencari tahu di perpustakaan desa? Mungkin ada buku-buku tentang hadits yang bisa membantu kita."
Ali bersemangat, "Ayo, kita pergi sekarang! Saya ingin tahu lebih banyak tentang puasa dan kesehatan."
Siti dan Hasan setuju, dan mereka semua berangkat ke perpustakaan desa. Di sana, mereka menemukan beberapa buku tentang hadits dan kesehatan. Mereka mulai membaca dengan seksama.
Setelah beberapa jam mencari, mereka menemukan sebuah buku yang membahas tentang hadits terkait puasa. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang manfaat puasa dari sudut pandang medis dan spiritual.
Ustadz Ahmad membaca dengan seksama. "Ternyata, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan. Namun, kita harus ingat bahwa hadits yang menyatakan 'Berpuasalah, kalian akan sehat' tidak ditemukan dalam kitab hadits yang sahih."
Fatimah terlihat bingung. "Jadi, hadits itu tidak benar?"
"Hadits tersebut tidak memiliki sanad yang jelas. Namun, prinsip bahwa puasa bermanfaat bagi kesehatan adalah benar, asalkan dilakukan dengan cara yang benar," jelas Ustadz Ahmad.
Ali bertanya, "Jadi, kita bisa mengatakan bahwa puasa itu baik untuk kesehatan, tetapi kita tidak bisa mengandalkan hadits yang tidak sahih?"
"Betul, Ali. Kita harus selalu mencari kebenaran dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas asal-usulnya," jawab Ustadz Ahmad.