Mohon tunggu...
Desy Novianti
Desy Novianti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Laksmana oleh Rama

14 Juni 2018   19:10 Diperbarui: 14 Juni 2018   21:32 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Seperti kamu saat ini. Lihat dirimu. Selepas kepergiannya dan segala usahamu melupa kamu berkembang dengan segala coretanmu. Entah waktumu yang kau habiskan untuk mengajar daripada diam yang membuatmu selalu ingat."

"Hmm. Begitu. Kamu mau icip cheese burgerku gak?"

"Aku tadi makan gak nawarin kamu!"

"Lantas? Aku tau kamu lapar Ram. Nunggu aku lama kan tadi. Maaf ya !"

"Sudah. Makan saja. Aku sudah kenyang !"

"Aku tau kamu sudah kenyang makanya aku tawarin soalnya kamu pasti menolak. Haha. Oke lanjut Ram "

"Terus yang paling aku ingat setelah aku baca buku ini Laksamana menjadi adik yang super bijak. Yang paling kuingat adalah bagian dia bilang 'Cinta pun perlu mandi dalam darah supaya ia menjadi mutiara. Perang ini bukanlah kisah riwayat Rama yang hendak memperebutkan Dewi Sinta, kekasihnya. Perang ini adalah sejarah manusia yang ingin mewujudkan kesempurnaannya. Rama dan Dewi Sinta hanyalah lambang. Sedangkan kenyataan yang sebenarnya adalah kehidupan itu sendiri."

"Yang maksudnya adalah.... apa ?"

Kudengar Rama menghela nafas.

"Yaaa sebenarnya apa-apa yang sudah kamu ciptakan selepas kepergian itu. Kepergiannya itu."

"Ya santai dong. Gausah ditekan !"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun