"Seperti kamu saat ini. Lihat dirimu. Selepas kepergiannya dan segala usahamu melupa kamu berkembang dengan segala coretanmu. Entah waktumu yang kau habiskan untuk mengajar daripada diam yang membuatmu selalu ingat."
"Hmm. Begitu. Kamu mau icip cheese burgerku gak?"
"Aku tadi makan gak nawarin kamu!"
"Lantas? Aku tau kamu lapar Ram. Nunggu aku lama kan tadi. Maaf ya !"
"Sudah. Makan saja. Aku sudah kenyang !"
"Aku tau kamu sudah kenyang makanya aku tawarin soalnya kamu pasti menolak. Haha. Oke lanjut Ram "
"Terus yang paling aku ingat setelah aku baca buku ini Laksamana menjadi adik yang super bijak. Yang paling kuingat adalah bagian dia bilang 'Cinta pun perlu mandi dalam darah supaya ia menjadi mutiara. Perang ini bukanlah kisah riwayat Rama yang hendak memperebutkan Dewi Sinta, kekasihnya. Perang ini adalah sejarah manusia yang ingin mewujudkan kesempurnaannya. Rama dan Dewi Sinta hanyalah lambang. Sedangkan kenyataan yang sebenarnya adalah kehidupan itu sendiri."
"Yang maksudnya adalah.... apa ?"
Kudengar Rama menghela nafas.
"Yaaa sebenarnya apa-apa yang sudah kamu ciptakan selepas kepergian itu. Kepergiannya itu."
"Ya santai dong. Gausah ditekan !"