Mohon tunggu...
Rosdiana S.Pd
Rosdiana S.Pd Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PPG Prajabatan di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH)

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kondosapata' dalam Dua Puluh Satu Tahun Kabupaten Mamasa

5 Maret 2023   12:00 Diperbarui: 5 Maret 2023   14:21 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by FB Belo tarran 

Dalam rangka memperingati hari ulang tahun kabupaten Mamasa ke 21, berbagai karnaval kebudayaan dilakukan di lapangan Mamasa pada 4 maret 2023.

Salahsatunya adalah tarian kolosal Pongkapadang yang ditampilkan oleh putra-putri dari kabupaten Mamasa, yang mengingatkan kembali kepada nenek moyang pitu ulunna salu yaitu nenek Pongka Padang.

Nenek Pongka Padang yang berasal dari Sa'dan tanah Toraja menikah dengan nenek Torije'ne' dan melahirkan to sapulo mesa yang tersebar di berbagai wilayah Pitu Ulunna Salu (PUS) dan juga ke Pitu Ba'bana Binanga (PBB). Sehingga orang Mamasa dimanapun berada selalu meng-klaim dirinya sebagai suku Toraja, karena nenek Pongka Padang berasal dari tanah Toraja.

Namun demikian suku Toraja yang dikenal luas dengan berbagai ritual adatnya dan kasta-kastanya, ada beberapa perbedaan dengan suku yang ada di Mamasa (atau dapat juga disebut dengan Toraja barat ).

Orang dari Pitu Ulunna Salu, khususnya yang berada di perantauan, biasanya bingung untuk menanggapi pertanyaan dari orang-orang yang ingin mengenal lebih dalam tentang asal nya. Ketika mereka mengatakan dari suku Toraja, berbagai pertanyaan pun mengikuti tentang ritual-ritual adat suku Toraja yang sangat menarik perhatian dunia luar, padahal di Mamasa atau Toraja barat berbeda dengan Toraja yang dikenal orang.

Banyak dari anak-anak Mamasa yang tidak mengetahui sejarah mereka.

Menurut para sejarawan Toraja, dalam buku yang penulis baca, bahwa salah seorang tokoh dari Toraja hijrah ke bagian paling barat Toraja dikarenakan oleh perbedaan pandangan khususnya tentang perbedaan kasta yang ada di Toraja. Diperkirakan tokoh itu adalah nenek Pongka Padang yang berjalan jauh kearah barat bersama dengan orang-orangnya (pengawalnya) dan juga anjingnya. Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan nenek Torije'ne' dan menikah kemudian menetap di buntu bulo dan kemudian ke Tabulahan dan berkembangbiak diwilayah PUS kabupaten Mamasa saat ini. Referensi lebih jelas dalam buku-buku yang ditulis Arianus Mandadung seorang pemerhati budaya di Mamasa dan juga beberapa tokoh sejarahwan dari Mamasa mengakui nenek Pongka Padang sebagai nenek moyang Pitu Ulunna Salu. Nenek Pongka Padang yang menganut aluk toyolo sama seperti yang ditoraja, dan juga masi menganut adak mate.

"Kondosapata', wai sapalelean" adalah motto yang dipegang oleh wilayah PUS. PUS tidak mengenal perbedaan kasta, semua manusia sama dan layak mendapatkan hak yang adil. Tidak ada tuan, tidak ada budak. "Sitayuk sikamase sirande maya-maya" juga adalah motto yang selalu diingat dan menjadi dasar kuat dalam kehidupan masyarakat PUS. Saling mengasihi, saling membantu, mengutamakan gotong royong dalam wilayah kondosapata' wai sapalelean (sepetak sawah, dengan air yang merata).

Menurut catatan orang tua yang penulis baca, saat itu tidak ada satupun kejahatan dalam wilayah PUS saat adat mate masi dianut, tidak ada yang berani mencuri ataupun membunuh, tidak ada yang berani menentang adat untuk tidak mempedulikan sesama. Semua hidup dalam gotong royong dan makmur. Tidak ada musuh yang dapat menembus PUS.

Akan tetapi, saat nenek Tomampu' datang membawah adat tuo, maka muncullah istilah "rakka' kondosapata', titale wai sapalelean". Mengakibatkan persatuan itu berangsur-angsur, terbagi-bagi. Membuat masyarakat berkelompok-kelompok, sehingga saat ini sulit untuk menemukan kembali jejak-jejak sejarah kondosapata'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun