Mohon tunggu...
Desy Marlinton
Desy Marlinton Mohon Tunggu... -

Berusaha menjadi pemikir yang serius namun ternyata tetap konyol\r\ntweet me : DMarlinton\r\nmy blog : www.desymarlinton-ceritaku.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ateis di London, Ateis di FB

30 Januari 2012   03:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:18 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kuil" Para Ateis Akan Didirikan di London, Yang Dipuja Disitu Siapa Ya? Jumat lalu Vivanews memberitakan, bahwa datang kabar dari para ateis London, Ingris yang akan membangun kuil. Alain de Botton yang katanya punya ide membangun kuil tersebut. Menara setinggi 46 meter tersebut diperuntukan dalam rangka merayakan “ateisme baru”. Saking sensitifnya mengenai pembangunan kuil ini bagi kaum ateis, sampai-sampai memunculkan bentrok antar dua kelompok ateis. Mengutip dari Vivanews: Normalnya, kuil didirikan untuk Yesus, Bunda Maria, atau Buddha, tapi Anda bisa mendirikan bangunan suci untuk apapun yang positif dan baik," kata dia, seperti dimuat Guardian, Kamis 26 Januari 2012 . "Itu bisa berarti kuil cinta, persahabatan, ketenangan atau simbol perspektif. Richard Dawkins dan Christopher Hitchens membuat ateisme dikenal sebagai kekuatan yang merusak. Kami ingin menunjukkan, ada banyak ateis yang tak bersikap agresif pada agama." Saya sebenarnya tidak mengerti betul tentang ateis, tapi saya jadi bertanya-tanya, jika ateis punya kuil, lalu siapa yang disembah disana? Kalau yang disembah itu cinta, persahabatan, ketenangan dan simbol-simbol perspektif, bukankah itu juga menyembah? Apakah Tuhan kaum ateis itu cinta, persahabatan dan lainnya? Apakah itu bukan Tuhan? Kalau begitu kenapa disebut tidak bertuhan? Lantas apa bedanya dengan orang yang beragama yang sungguh-sungguh beriman pada Tuhan? Allah, Yesus, Bhuda? Atau bahkan Bob Marley? Dan seorang teman saya di kampus dulu, yang bilang bahwa dia tidak pernah memikirkan tentang Tuhan, dan dia pun tidak pernah menganggu keberadaan tuhan-tuhan yang lain atau agama-agama lain, karena baginya, berbicara tentang agama, berarti telah mengakui keberadaan tuhan walau dia menekan untuk tidak percaya keberadaan tuhan. Dia pun tidak menganggap dirinya ateis. Kamilah yang menganggap dia ateis. Dia hanya bicara bahwa dia tidak punya agama dan tidak menyembah apapun selain keyakinannya. Loh? Pusing saya mas brow!!!! Ga nyampe otak saya. Hehehe. Dia bilang hidup itu seperti angin (buat saya ya, tetep aja angin juga ada yang ngatur dari mana datang dan ke arah mana perginya, kencang dan besarnya juga pasti ada yang ngatur). Halah, tambah mumet mas brow!! Yang jelas, saya tetap menghargai apapu pemikiran teman saya itu. Dan kami masih akan selalu berkawan. Belum lagi kebingungan itu hilang, muncul lagi kebingungan yang lain setelah tersiar kabar seorang laki-laki berstatus CPNS dengan nama tenar “Alexander” membuat account grup ateis di FB (grup: Ateis Minang ) dan lucunya menjelek-jelekan agama yang lain. Buat saya sih ga jadi masalah, mau dia ateis kek, lebayist kek, antagonis kek, karep mu dewe. Tapi sungguh-sungguh jadi masalah jika sang ateis itu mengusik agama orang lain. Lha, ngakunya ateis tapi kok ngurusin agama orang sih? Kalau ga percaya, ngapain diurusin? Kayaknya sih bukan ga percaya, tapi manyangkal dengan memasukan hal-hal negatif ke dalam otaknya. Kasihan sekali Alexander. Sudah pasti tidak akan ada pengangkatannya sebagai PNS, yang ada malah liburan panjang di hotel prodeo karena melanggar pasal 27 ayat 3 UU ITE dengan ancaman 6 tahun penjara plus lagi dijerat juga dengan pasal 156 A tentang penodaan agama dan pasal dan pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat keterangan. Padahal, mungkin dia harapan kedua orangtuanya setelah disekolahkan tinggi-tinggi dan berhasil lolos sebagai CPNS (itu pun mending-mending kalau lulus murni, kalau selip sana-sini? Tambah sakit hati orangtuanya) Negara kita punya dasar Pancasila yang sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa, jadi jelas-jelas  setiap rakyatnya wajib punya tuhan, yang dinaungi dalam satu wadah yaitu agama, dan itupun agamanya sudah jelas ditentukan oleh negara, agama apa saja yang diakui negara ini. Tentunya kita juga tahu ada enam agama yang diakui di NKRI tercinta ini: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Bhuda dan Konghucu. So, pilihlah salah satunya yang sesuai dengan hati nurani Anda. Diakhir tulisan ini, saya cuma mau bilang, bahwa saya sangat mengahargai setiap keyakinan, apapun itu. Mau percaya sama Allah, Yesus, Baratha, Bhuda, Bob Marley, Madonna, atau yang mengaku ateis, bahkan botol plastik sekalipun. Selama kita tidak saling menjelekan dan saling memperolok. Tapi ingatlah, dimana langit dipijak, disitu bumi dijunjung. HIDUP BHINNEKA TUNGGAL IKA! HIDUP INDONESIA! Note: hadouuuwh..hari ni saya nasionalis sekali..hehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun