Perkembangan teknologi salah satu dampak dari globalisasi pada zaman sekarang. Kemudahan dalam mengakses segala hal membuat masyarakat sangat bergantung dan tidak dapat terlepas dari teknologi digital. Era digital yang terus berkembang membuat tren keuangan berubah dalam kurun waktu yang cepat. Hal ini membuat masyarakat lebih mudah dalam mengakses layanan keuangan berbasis teknologi.
Maraknya pinjaman online alias pinjol di beberapa tahun terakhir dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kemudahan dalam traksaksi atau akses kepada sumber dana permodalan, proses yang cepat dibanding bank.
Jawa Barat menduduki peringkat pertama yang warganya punya utang terbanyak ke pinjaman online alias pinjol. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah pinjaman warga Jawa Barat ke pinjol mencapai Rp 13,8 triliun.
Mahasiswa Akuntansi Telkom University pada hari Kamis, 12 Oktober 2023 melakukan survei pada masyarakat Sukapura, Bandung terkait pinjaman online
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada hari Kamis, 12 Oktober 2023, rata-rata masyarakat Sukapura yang  terlibat dalam pinjol sekitar berumur 18 - 50 tahun dengan pekerjaan wirausaha dengan jenis kelamin laki-laki dan sudah berkeluarga
Faktor utama yang menjadikan mereka alasan untuk melakukan pinjol berdasarkan hasil survei adalah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun ada seorang narasumber yang melakukan pinjol karena rasa penasaran
Pertama-tama, pada tahun 2021 narasumber ini memutuskan untuk mencoba Pinjol karna rasa penasarannya. Proses pendaftaran dimulai dengan mengunduh aplikasi Pinjol ilegal melalui website dan memberikan akses ke berbagai informasi pribadi, bahkan hingga foto-foto di galeri
Dengan menggunakan dua perangkat yang berbeda dan nomor telepon baru, dia melibatkan tiga kontak penting (ayah, ibu, dan pasangan) dalam proses verifikasi. Sebuah taktik yang mempercepat proses persetujuan pinjaman
Kemudian, dengan menggunakan data palsu pada KTP dan foto selfie KTP, narasumber ini berhasil mendapatkan pinjaman. Namun, ketika jumlah yang dicairkan tidak sesuai dengan yang diiklankan, bahkan jauh di bawah limit yang dijanjikan
Dengan bunga 20%, setiap keterlambatan sehari membuat bunga naik 5%. Saat waktu belum sampai tenggatnya, pihak Pinjol sudah mulai menghubunginya untuk memastikan pembayaran tepat waktu.
Penting untuk dicatat bahwa narasumber ini menggunakan KTP palsu yang hanya mengubah beberapa detail, tetapi tetap mengandalkan nama asli dan foto diri. Namun, dia menyadari bahwa risiko ini dapat mengakibatkan konsekuensi serius jika tindakannya terungkap. Setelah berhasil mendapatkan peminjaman, narasumber ini membuang nomor teleponnya.
Narasumber tersebut menekankan bahaya Pinjol dan menyarankan agar orang lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka, menghindari pinjaman online jika memungkinkan, dan lebih memilih pinjaman dari teman-teman atau keluarga. Kesadaran akan risiko dan konsekuensi dapat membantu masyarakat mengambil keputusan finansial yang lebih bijak dan bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H