Mohon tunggu...
DewiOryza
DewiOryza Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Misteri dan Tragedi di Gunung Everest

29 Maret 2016   15:38 Diperbarui: 29 Maret 2016   15:40 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://life.viva.co.id/news/read/604165-misteri-tersembunyi-dari-puncak-gunung-everest"][/caption]

 

Gunung Everest merupakan gunung tertinggi didunia saat ini, memiliki ketinggian 8.850 meter. Tapi ada perselisihan antara beberapa Negara akan ketinggian gunung Everest ini, pasalnya pada tahun 1856 merupakan pertama kalinya diukur dan memiliki ketinggian 8.839 m, tetapi dinyatakan 8.840 m (29.002 kaki). Tambahan 0.6 m (2 kaki) menunjukan bahwa pada saat itu ketinggian yang tepat sebesar 29.000 kaki akan dianggap sebagai perkiraan yang dibulatkan. Perkiraan umum yang digunakan pada saat ini adalah 8.850 m yang diperoleh dari bacaan Sistem Posisi Global (GPS). Gunung Everest ini masih terus bertambah tinggi abikat pergerakan lempeng tektonik di kawasan tersebut.

Gunug tertinggi di dunia ini merupakan perbatasan antara Nepal dan Tibet, terlihat dari Rabung puncaknya. Di Nepal gunung ini disebut dengan nama Sagarmatha “kepala langit” dan dalam bahasa Tibet Chomolangma atau Qomolangma “Bunda Semesta”. Gunung ini juga mendapatkan nama bahasa inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general Indoa berkebangsaan Inggris, penerus Everest.

Dari ratusan tahun lalu gunung ini ditemukan dan berdiri, tentu saja meninggalkan banyak sejarah menarik di dalamnya. tidak luput dari kontroversi, misteri tak terpecahkan dan fakta mengejutkan lainnya. Sejarah awal tercipta ketika Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menggapai puncak Everest, sontak membuat para pendaki gunung lainnya untuk mendaki Everest sekin berkembang pesat. Para pendaki dari seluruh dunia pun kini menjadikan Everest sebagai target pendakian.

Everest juga merupakan simbol dari ketabahan dan ketekunan manusia, keberanian dan ekat, sekaligus juga merupakan sebuah panggung besar yang mempertontonkan segala ketamakan dan keserakahan manusia dalam menghadapi alam. Selama 150 tahun terahir sejarah mencatat sejumlah peristiwa mengerikan yang terjadi di gunung Everest ini, dan fakta fakta mengejutkan lainnya.

Tragedy paling terkenal adalah pada saat tragedy Everest 1996, tepatnya tragedy ini terjadi di tanggal 10 – 11 mei 1996. Pada saat itu, seharusnya pada bulan mei merupakan waktu yang paling tepat untuk mendaki Everest. Tetapi pada tahun 1996 justru dibulan mei adalah waktu yang buruk, dimana terjadi badai buruk yang tiba tiba saja melanda para pendaki dari seluruh dunia sedang melakukan pendakian. Pada tahun 1996, terdapat 2 tim yang sedang melakukan pendakian yaitu Adventure Consultants dan Mountain Madness dengan leadernya yaitu Rob Hall dan Scott Fischer.

[caption caption="http://geoscienceui15.blogspot.co.id/2015/09/bahasan-tragedi-gunung-everest-1996.html"]

[/caption]

Kesalahan saat pendakian di tahun 1996 ini adalah, karena mereka terlalu memaksakan untuk sampai kepuncak, karena waktu yang paing tepat sampai kepuncak adalah pukul 15.00 waktu setempat. Sedangkan banyak diantara para pendaki yang merasa kelelahan dan alhasil pemandu/leader juga harus membantu mereka untuk mencapai puncak, sehingga waktu yang diperlukan lebih dari itu. Menurut analisis ahli, kurangnya persedian tabung oksigen juga menjadi salah satu factor banyaknya korban. Karena pada saat tragedy terjadi yang seharusnya kadar oksigen di ‘Death Zone’ adalah 30% turun jauh menjadi 14%.

Resiko terbesar yang harus dihadapi para pendaki adalah resiko terkena hipotermia, kerena apabila sudah terkena hipotermia, orang akan kehilangan kesadaran akan dirinya (halusinasi). Misalnya Andy Harris, dia berusaha menjemput Rob Hall yang terjebak akan tetapi sebenarnya mereka sedang erjebak diatas puncak selatan karena badai. Karena tidak kuat ia pun terserang hipotermia dan merasakan panas pada tubuhnya padahal saat itu disana sangat dingin, lalu ia membuka jaketnya dan tergelincir jatuh.

Salah satu pendaki yang selamat dari tragedy 1996 di Everest salah satunya adalah Beck Weathers. Namun, ia harus kehilangan separuh tangan kanan, hidung, jari tangan kirinya, serta jari – jari kakinya yang membeku. Tragedy 1996 ini juga menyebabkan total delapan orang menjadi korban.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun