Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Bagaimana Diet Khusus untuk Anak Autis?

13 Januari 2025   21:25 Diperbarui: 13 Januari 2025   21:25 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sumsel.idntimes.com/

Terlepas dari pro dan kontranya, program makan bergizi gratis (MBG) sudah berjalan.  Ini artinya, bertahap anggaran RP 71 triliun dari total RP 420 triliun sudah mulai direalisasikan untuk memenuhi satu kali per hari dari sepertiga kebutuhan kalori harian penerima manfaat.  Di mana salah satu tujuan dari program ini adalah mencukupi gizi anak Indonesia dan mencegah stunting.

Mengenai pengolahannya seperti yang disampaikan di beberapa pemberitaan dipercayakan kepada 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), atau yang dikenal sebagai Dapur MBG yang bertanggungjawab untuk pengelolaannya.  Serta setiap Dapur MBG dikelola oleh kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Kemudian Kepala SPPG bekerja sama dengan ahli gizi untuk memastikan kualitas gizi tetap terjaga.

Hingga hari ini, tidak terasa sudah sepekan program MBG berjalan.  Tentu belum mencapai semua titik.  Serta cerita yang mewarnainya juga beragam sekali.  Semoga bisa menjadi koreksi.  Termasuk yang menjadi pertanyaan pribadi saya adalah bagaimana dengan anak-anak kita yang spesial? 

Maksudnya, apakah program ini sudah mempertimbangkan diet khusus yang harus dijalani kelompok anak-anak berkebutuhan khusus, seperti misalnya anak dengan autisme?  Sebab anak Autis ini tidak bisa mengkonsumsi makanan seperti anak pada umumnya.  Kesalahan dalam pola makan akan berdampak pada prilaku yang lepas kontrol.

Mengutip dari laman Kemenkes, autis merupakan salah satu dari gangguan pada anak yang ditandai munculnya gangguan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial dan perilakunya.  Autis juga merupakan kelainan perilaku yang penderitanya hanya tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri

Menghadapi anak Autis bukan tantangan yang mudah.  Perlu diketahui bahwa peran orang tua dan guru membantu/ menentukan anak mengelola perilakunya.  Di dalam hal ini melalui pola makan yang sehat.  Sikap mengabaikan atau kelalaian dalam memperhatikan pola makan akan memicu prilaku hiperaktif, tantrum atau mengamuk

Adapun yang harus dilakukan adalah menerapkan Diet Gluten Free Casein Free (GFCF).  Tepatnya memperhatikan asupan makanan dan minuman yang mengandung gluten, kasein, phenol dan bahan tambahan makanan diperkirakan sebagai salah satu pemicu munculnya sikap agresif di otak.  Serta makanan yang mengandung bahan asupan gula bagi anak Autis juga perlu dikendalikan.  Jika ini diperhatikan, maka akan membantu anak menjadi fokus dan dapat mengikuti pembelajaran lebih maksimal.

Secara lebih rinci berikut diet GFCF untuk anak Autis:

  • Gluten dan Casein
    Terdapat pada gandum, havermut atau oat.  Kemudian gluten juga biasanya memberi kekuatan dan kekenyalan pada tepung terigu.  Sedangkan kasein merupakan protein susu.

  • Phenol
    Terdapat pada pisang, jeruk, tomat, anggur merah, apel, cokelat dan susu.

  • Food additive
    Dikenal sebagai zat yang ditambahkan dalam makanan misalnya zat pewarna, zat pengawet dan penyedap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun