Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Natalku

26 Desember 2024   02:59 Diperbarui: 26 Desember 2024   02:59 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ecovacs.id/

Jadilah aku terobati!  Meski suami tidak bisa pulang untuk merayakan Natal bersama kami.  Tetapi hari ini setidaknya aku bisa mengajak kedua anakku ziarah ke makam ompung mereka yang biasa mereka panggil ompung cowok.  Di makam bapakku, kami bertiga membuat hati dari taburan bunga mawar merah.  Kemudian ada salib di atasnya yang kami buat dari taburan bunga kristan putih dan anggrek ungu.

Tunggu!  Kita sepakat, bahwa yang sudah berpulang ke rumah Bapa sudahlah putus hubungan dengan kita yang masih melanjutkan hidup di dunia ini.  Tetapi aku bahagia bisa membawa kedua anakku ziarah ke makam bapak.  Ompung cowok mereka yang begitu dekat sedari keduanya masih bayi hingga usia SD.  Hingga bapak menutup mata.

Aku juga bahagia karena bisa mengajak mamaku dan adekku ziarah bersama kedua anakku.  Ditambah cuaca yang sangat mendukung.  Sehingga tidak begitu sulit untuk kami membawa mama yang berkursi roda.

Memandangi makam bapak.  Di dalam hati aku berkata, "Pak, ini kakak dan adek.  Mereka sudah kuliah dan membanggakan.  Di sini juga ada mama dan adekku.  Setidaknya inilah yang bisa kulakukan sejak bapak berpulang."

Lalu setelahnya kami melanjutkan perjalanan menuju ibadah Natal.  Tidak perlu heran, gereja pastilah penuh sesak setiap kali Natal.  Tidak apa-apa juga.  Ketimbang tidak mengingat bergereja sama sekali.  Menurutku sih begitu.  Sebab ada banyak alasan tentunya.  Kemudian, bukan hak kita juga untuk menghakimi.

Hari ini, Natal 2024 diakhiri dengan makan siang bersama di sebuah mall.   Menikmati nasi goreng dengan berbagai rasa.  Ada nasi goreng iga, nasi goreng ikan asin dan ada juga nasi goreng teri ijo yang menjadi pilihan kami. Mungkin bukan menu yang istimewa.  Tetapi kebersamaan di saat Natal adalah sesuatu yang mahal menurutku.  Apalagi, serasa belum cukup Tuhan mengejutkanku.  Setiba di rumah, satu kotak kue coklat tiba dengan manisnya dari sepupuku.

Bungsuku sampai berkomentar, "Waduhh...banyak sekali kue kita ma!"

Hah...ha...hah...aku jadi ingat! Semua bermula dari tiga toples kue kering.  Tetapi berkat kasihNya Tuhan mengubah semua cerita menjadi luarbiasa indah.  Akhirnya aku bisa merayakan Natal bersama kedua buah hatiku.  Sekalipun papanya jauh di tempat kerja, dan kami hanya mengucap salam Natal via Whatsapp.  "Selamat Natal papa, "Begitu ucap kakak dan adek.

Tiga toples kue kering kini menjadi sukacita.  Walau bungsuku harus segera kembali ke Kota Bandung, hanya sehari setelah Natal.  Terima kasih untuk kado Natal dariMu, Tuhanku.  Lucu, bukankah aku yang seharusnya memberikan kado di hari kelahiranMu? 

Terima kasih Tuhan untuk sukacita dan hidup yang t'lah Kau berikan untukku.  Terpujilah Tuhan.

Jakarta, 26 Desember 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun