LPDP yang tidak wajib pulang.
Pro dan kontra dalam berbagai hal itu biasa sebagai dinamika. Â Tetapi menurut saya semuanya berpulang kepada fakta yang ada. Â Termasuk dalam hal menyikapi alumnus"Tidak harus, karena kita juga tidak bisa maksa dia pulang. Karena kita belum punya cukup tempat untuk mereka untuk berkarya," kata Satryo. Â Dikutip dari: detik.com
Berbagi pengalaman meski saya bukan alumnus LPDP. Â Tetapi belajar jauh di negeri orang membuat saya jatuh cinta berkali-kali kepada Indonesia. Â Padahal di negeri inilah saya lahir dan dibesarkan. Â Tetapi cinta itu justru bertumbuh melekat ketika sekitar 3 tahun saya menempuh pendidikan di Melbourne.Â
"I am Indonesia," begitu jawaban bangga saya setiap kali orang menyangka saya orang Philipina. Â Demikian juga ketika mengikuti perkuliahan dan bisa mengungguli mahasiswa lainnya yang notabene berbahasa Inggris sebagai bahasa ibunya.
Katakanlah saya belajar dengan biaya pribadi. Â Berbeda dengan para awardee LPDP yang "dibiayai" oleh negara. Â Tentunya dengan harapan nantinya para alumnus ini bisa berkontribusi untuk negara. Â
Namun, apakah sesederhana itu? Â Ternyata tidak mesti juga dengan gelar alumnus LPDP menjanjikan pekerjaan. Â Salah satunya dikarenakan hambatan over kualified atau ngerinya perusahaan memberikan gaji. Â Akhirnya ada kecendrungan lebih memilih fresh graduate lokal. Â Inilah fakta yang percaya tidak percaya namun nyata ada.
Lalu kembali kepada cerita pengalaman pribadi. Â Menempuh pendidikan di negeri orang membuat saya secara tidak langsung ikut berkontribusi membawa nama bangsa ini. Â Selain berbekal kemampuan menari daerah, yang membuat saya kerap dilibatkan oleh Konsulat Jendral Republik Indonesia di Melbourne. Â
Saya juga bisa membuktikan secara akademik, dan bahkan ketika magang saya mampu menunjukan bahwa orang Indonesia mampu bersaing. Â
Terbukti saya berkesempatan ditawarkan untuk bekerja di salah satu perusahaan besar di sana. Â Namun, menimbang izin dari orang tua maka saya memutuskan pulang ke tanah air. Â Beruntung, tidak butuh waktu lama saya diterima bekerja di perusahaan asing di tanah air.
Apakah saya menyesal? Â Saya pastikan jawabannya tidak. Â Sebagai lulusan dari luar, tentu ilmu yang saya dapat sangatlah membantu di perusahaan asing tempat saya bekerja ketika itu. Â Tetapi yang menjadi sangat berarti untuk saya adalah ketika bisa memperjuangkan suara atau hak teman-teman. Â
Sebab tidak sedikit perusahaan asing yang nyeleneh pada pekerja lokal dengan mengabaikan hak mereka.