Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merah Putih di Negeri Orang

24 November 2024   03:02 Diperbarui: 24 November 2024   04:43 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pro dan kontra dalam berbagai hal itu biasa sebagai dinamika.  Tetapi menurut saya semuanya berpulang kepada fakta yang ada.  Termasuk dalam hal menyikapi alumnus LPDP yang tidak wajib pulang.

"Tidak harus, karena kita juga tidak bisa maksa dia pulang. Karena kita belum punya cukup tempat untuk mereka untuk berkarya," kata Satryo.  Dikutip dari: detik.com

Berbagi pengalaman meski saya bukan alumnus LPDP.  Tetapi belajar jauh di negeri orang membuat saya jatuh cinta berkali-kali kepada Indonesia.  Padahal di negeri inilah saya lahir dan dibesarkan.  Tetapi cinta itu justru bertumbuh melekat ketika sekitar 3 tahun saya menempuh pendidikan di Melbourne. 

"I am Indonesia," begitu jawaban bangga saya setiap kali orang menyangka saya orang Philipina.  Demikian juga ketika mengikuti perkuliahan dan bisa mengungguli mahasiswa lainnya yang notabene berbahasa Inggris sebagai bahasa ibunya.

Katakanlah saya belajar dengan biaya pribadi.  Berbeda dengan para awardee LPDP yang "dibiayai" oleh negara.  Tentunya dengan harapan nantinya para alumnus ini bisa berkontribusi untuk negara.  

Namun, apakah sesederhana itu?   Ternyata tidak mesti juga dengan gelar alumnus LPDP menjanjikan pekerjaan.  Salah satunya dikarenakan hambatan over kualified atau ngerinya perusahaan memberikan gaji.  Akhirnya ada kecendrungan lebih memilih fresh graduate lokal.  Inilah fakta yang percaya tidak percaya namun nyata ada.

Lalu kembali kepada cerita pengalaman pribadi.  Menempuh pendidikan di negeri orang membuat saya secara tidak langsung ikut berkontribusi membawa nama bangsa ini.  Selain berbekal kemampuan menari daerah, yang membuat saya kerap dilibatkan oleh Konsulat Jendral Republik Indonesia di Melbourne.  

Saya juga bisa membuktikan secara akademik, dan bahkan ketika magang saya mampu menunjukan bahwa orang Indonesia mampu bersaing.  

Terbukti saya berkesempatan ditawarkan untuk bekerja di salah satu perusahaan besar di sana.  Namun, menimbang izin dari orang tua maka saya memutuskan pulang ke tanah air.  Beruntung, tidak butuh waktu lama saya diterima bekerja di perusahaan asing di tanah air.

Apakah saya menyesal?  Saya pastikan jawabannya tidak.  Sebagai lulusan dari luar, tentu ilmu yang saya dapat sangatlah membantu di perusahaan asing tempat saya bekerja ketika itu.  Tetapi yang menjadi sangat berarti untuk saya adalah ketika bisa memperjuangkan suara atau hak teman-teman.  

Sebab tidak sedikit perusahaan asing yang nyeleneh pada pekerja lokal dengan mengabaikan hak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun