Keharmonisan di dalam rumah tangga merupakan hal yang menjadi impian bagi banyak keluarga. Karena faktanya sekarang banyak kita temukan sebagian keluarga tidak hanya di Indonesia akan tetapi di belahan dunia lainnya mengalami ketidakharmonisan dalam keluarga.
Faktor-faktor yang menyebabkan ketidak harmonisan keluarga salah satunya ialah karena ketidakstabilan ekonomi terlebih di era sekarang ini. Ketidakstabilan ekonomi dapat disebabkan karena hilangnya sumber penghasilan atau susahnya mendapat pekerjaan. Terlebih di era sekarang ini.
Tidak bisa dipungkiri bahwa di zaman sekarang, mungkin hanya ditemukan indonesia saja, banyak sekali kita temui dan juga lihat lowongan pekerjaan yang memiliki syarat yang nyeleneh. Seperti harus good looking, berpenampilan menarik,harus tinggi, harus memiliki pengalaman pekerjaan minimal 2 tahun dan masih banyak lagi. Hal inilah yang menyebabkan para kepala keluarga susah untuk mendapatkan pekerjaan dan juga susah untuk diterima dalam suatu pekerjaan.
Ketika terjadi ketidakstabilan ekonomi, maka hal-hal yang mungkin saja bisa terjadi adalah kekompakan dan ketahanan keluarga akan mulai di uji atau goyah, hingga menimbulkan konflik secara internal keluarga, ketidakstabilan secara emosional, bahkan juga dapat menjadi awal permasalahan peningkatan masalah sosial.
Dalam membangun upaya pertahanan keluarga di era ketidakstabilan ekonomi merupakan sebuah tantangan yang signifikan, namun sangat penting untuk menjaga kestabilan dan juga kesejahteraan keluarga. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti atau fluktuatif, keluarga perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk membangun ketahanan finansial maupun emosional .
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk membantu ketahanan keluarga dikala mengalami ketidakstabilan ekonomi di era sekarang:
Pertama, pengelolaan uang yang bijak. Kita dapat membuat anggaran keuangan keluarga yang jelas, dapat diatur mulai dari pengeluaran utama atau pokok,hingga kebutuhan skunder . Kita juga perlu untuk selalu menyisihkan sebagian penghasilan untuk uang simpanan atau dana darurat untuk menghadapi kemungkinan kejadian tak terduga atau pengeluaran tak terduga.
Kedua, pendidikan finansial. Pendidikan finansial atau keuangan tidak hanya di peruntukkan bagi kepala keluarga dan ibu rumah tangga saja, akan tetapi kita juga perlu untuk mengedukasi anak - anak juga, mereka perlu tau tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang baik dan bertanggung jawab. Kita dapat mengajarkan mereka tentang investasi,menabung, dan menghemat. Akan tetapi, pendidikan finansial lebih baik di dalami ketika masih belum menikah. Karena hal itu dapat mencegah ketidakstabilan ekonomi saat sudah menikah.
Ketiga, diversifikasi sumber penghasilan atau sumber keuangan. Divertifikasi merujuk pada strategi untuk mencegah dan mengurangi resiko ketidakstabilan ekonomi dengan mendistribusikan investasi atau sumber penghasilan ke berbagai aset atau sumber penghasilan. Kita perlu mempertimbangkan untuk memiliki sumber penghasilan yang beragam seperti bisnis sampingan dan juga investasi. Divestifikasi atau berinvestasi sangat di anjurkan guna untuk mencegah ketidakstabilan ekonomi yang mungkin saja bissa terjadi secara tak terrduga. Investasi tidak hanya berbentuk uang saja, akan tetapi bisa berbentuk barang seperti emas. Investasi menggunakan emas sangat bisa di lakukan karena selain menjadi barang investasi, juga dapat di gunakan ibu rumahtangga sebagai perhiasan atau aksesoris selama tidak membutuhkan dana darurat. Ketika tiba- tiba terjadi pengeluaran tak terduga, dengan segera bisa untuk di gadaikan di pegadaian.
Keempat, mempertahankan komitmen dan ketahanan emosional. Mempertahankan komitmen dan juga kestabilan secara emosional ketika mengalami krisis ekonomi sangatlah penting, supaya tetap bisa menjaga keutuhan keluarga. Saat mengalami ketidakstabilan ekonomi, keluarga adalah pondasi terpenting yang harus dijaga. Karena mereka dapat memberikan kita dukungan secara emosional untuk satu sama lain supaya tetap optimis dalam menghadapi masa-masa sulit dan menghindari pemikiran negatif yang dapat menimbulkan kejadian yang lebih buruk seperti kehilangan waras atau gila.
Kelima, membiasakan pola hidup sehat dan hemat . Menerapkan gaya hidup sehat dan hemat dapat membantu untuk mengurangi pengeluaran yang kurang perlu dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Kita bisa mengedukasi anggota keluarga kita mengenai nilai-nilai sederhana dan kepuasan tidak hanya bergantung pada materi saja, atau dengan sederhananya ajarkan keluarga untuk selalu bersyukur, dan kebahagiaan tidak hanya berbentuk materi saja, akan tetapi memiliki keluarga yang lengkap dan sehat sudah termasuk keberuntungan.
Dengan menerapkan strategi-strategi untuk membangun ketahanan ketahanan keluarga di era ketidakstabilan ekonomi tersebut, keluarga dapat memperkuat ketahanan finansial dan emosional mereka, sehingga mampu mengatasi tantangan ekonomi dan tetap bersatu serta berkembang dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi . Membangun ketahanan keluarga tidak hanya tentang keuangan saja, akan tetapi juga tentang solidaritas, keterlibatan dan komitmen untuk saling mendukung satu sama lain ketika menghadapi masa-masa sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H