Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Pejuang PTN Angkatan 2023

7 Juli 2023   00:56 Diperbarui: 7 Juli 2023   00:59 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum terlalu lama rasanya hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2023 atau juga dikenal sebagai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) diumumkan.  Euforia kegembiraan masih lekat untuk mereka Angkatan 2023 yang lulus dan dinyatakan diterima di berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN).  Namun bagaimana dengan yang tidak?

Seiring waktu, kini melanjutkan ke PTN seolah jadi pencapaian tertinggi karena merasa berhasil mengalahkan ribuan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).  Baik di tahun berjalan, dan sekaligus dua tahun dari angkatan sebelumnya.  Sehingga tidaklah heran kegagalan di UTBK menjadi pukulan yang menggoncang kepercayaan diri anak.  Sebab, ini artinya mereka dihadapkan pada jalur mandiri jika masih ingin merebut bangku PTN.  Di saat bersamaan ini juga menyangkut kesiapan dana karena ada uang pangkal yang harus disiapkan.

Sedikit berbagi cerita ironisnya Angkatan 2023 ini yang tetiba ada perubahan.  Di mana jika mengenai SNBP masihlah tetap sama berdasarkan prestasi rapor 5 semester.  Pembedanya tidak lagi dari mata pelajaran tertentu sesuai jurusan.  Melainkan diambil dari rerata seluruh mata pelajaran.

Namun tidak untuk SNBT/ UTBK di tahun 2023 yang diketahui telah menghapus Tes Potensi Akademik (TPA), dan hanya menguji Tes Potensi Skolastik (TPS). Ngeri sedapnya hal ini tidak berjalan paralel dengan aturan main di jalur mandiri, sebab nyatanya TPA tetap diujikan.  Kenapa demikian, dikarenakan jalur mandiri menjadi kewenangan dari masing-masing PTN.

Baiklah, sebelumnya sebagai pengetahuan bahwa TPS adalah tes untuk menguji kemampuan kognitif.  Tidak lain adalah kemampuan penalaran atau pemahaman.  Maksudnya, anak diberikan soal berupa soal cerita, namun mengandung muatan akademik.  Sedangkan TPA lebih kepada tes untuk menguji khusus kemampuan secara akademik.   Artinya, bentuk pertanyaannya langsung ke materi akademik, baik Matematika, Fisika, Biologi ataupun Kimia untuk MIPA.  Sedangkan TKA untuk Soshum yang diujikan adalah Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.

Ironisnya Angkatan 2023 baru menghadapi secara pasti hal ini ketika sudah tahun berjalan di kelas XII.  Bayangkan bagaimana gelagapannya mereka karena semua persiapan TKA sejak di kelas X seolah dimentahkan dikarenakan UTBK 2023 hanya fokus untuk TPS.  Namun itu pun jika UTBK nya berhasil.  Jika tidak maka TKA tetap harus dikejar demi jalur mandiri.

Cerita beberapa sahabat yang anaknya terpaksa menelan pil pahit dan berakhir mengurung diri.  Tragisnya kekecewaan ini harus ditambah lagi ketika orang tua "menyerang" dengan kalimat bla...bla...bla...yang lupa bahwa orang yang paling kecewa di kegagalan ini adalah si anak.  Jadi kenapa harus memperkeruh keadaan.

Mendengar cerita beberapa teman yang curhat kepada penulis sangatlah menyedihkan.  Paham bagaimana sebagai orang tua tentunya pikirannya berkecamuk jika anaknya tidak diterima dimanapun, atau jika tidak dapat memenuhi biaya yang dibutuhkan di jalur mandiri.

Berbekal pengalaman kedua buah hati penulis yang diterima di PTN, maka ada kesamaan dari mereka para orang tua dan juga anak-anak pejuang PTN.  Kesamaannya adalah buta literasi dan kurangnya kesiapan.

Begini, siapa yang tidak ngiler membayangkan anaknya berjaket kuning, ataupun diterima di Top 10 PTN bergengsi.  Mirisnya lalai bahwa untuk mencapai semua itu tidak bisa hanya dengan niat saja.  Serta tidak cukup hanya dengan masuk sekolah setiap hari.  Ingat, saingan bukan hanya ratusan, tetapi ribuan anak!  Kalaupun menganggap dirinya pintar, faktanya di luar sana ada ribuan anak pintar lainnya!

Berikut beberapa saran yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk angkatan mendatang, yaitu:

  • Sadar diri sejak hari pertama di kelas XII harus memperbanyak waktu untuk belajar ketimbang gaming, healing ataupun ngopi-ngopi cantik.
  • Kenali kemampuan diri, dan ketika memilih prodi (program studi) bukanlah karena gengsi, bukan karena ikutan teman, dan bahkan bukan karena tuntutan orang tua sekalipun.
  • Ikuti dan kembangkan pengetahuan diri tentang profesi di masa depan dan potensi kerja di masa depan.
  • Jangan terjebak pada satu prodi.  Tetapi terbuka dan lapang dada menyiapkan prodi alternatif.
  • Tidak copy paste atau latah mengikuti trend prodi.
  • Pilihlah PTN, dan bukan jaket almamaternya.  Melainkan karena keyakinan di PTN tersebut bisa menimba ilmu dan mengapai cita-cita.
  • Persiapkan diri dengan mengikuti bimbingan belajar atau bimbel (jika memungkinkan)
  • Ikuti berbagai bimbel online
  • Ikuti berbagai Try Out (TO) yang ditawarkan di berbagai media sosial (medsos)
  • Perbanyak refrensi buku latihan soal
  • Kenali PTN impian melalui medsos mereka sehingga bisa mengetahui tingkat keketatannya.
  • Belajar dari pengalaman dari seleksi PTN di tahun-tahun sebelumnya.

Begitulah kurang lebihnya masukan.  Selain juga baik anak dan orang tua harus melek literasi bahwa masuk PTN tidak semata lewat UTBK.  Bahkan kalaupun melalui jalur mandiri tidak hanya sekali.  Ada banyak jenis mandiri, dimulai dari jalur rapor, nilai UTBK dan bahkan prestasi.  Gelombangnya pun tidak hanya satu kali, tetapi bisa dua atau lebih tergantung PTN yang bersangkutan.

Sebagai contoh, ketika kita bicara mengenai UI, selain melalui SNBP dan SNBT/ UTBK maka ada jalur PPKB, Talent Scouting, SIMAK, yang beberapa diantaranya bahkan ada kelas internasionalnya.  Demikian juga dengan UGM, bisa menempuh jalur mandiri seperti jalur prestasi, kemudian seleksi berdasarkan Computer Based Test atau dulu disebut Utul (ujian tulis).  Hal yang sama juga dengan Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan banyak PTN lainnya pun menawarkan beragam jalur mandiri.

Namun kelemahan yang kerap terjadi adalah kurang literasi atau ketinggalan berita.  Faktanya banyak sekali anak dan orang tua yang tidak mencari tahu tanggal penting jalur penerimaan dibuka.  Bagaimana mencarinya, adalah:

  • Tanya dan mengikuti info dari Guru BK di masing-masing sekolah
  • Mengikuti info dari bimbel
  • Follow akun Instagram PTN
  • Bergabung di komunitas orang tua yang sama-sama memperjuangkan PTN
  • Mengikuti pemberitaan di berbagai medsos

Diterima di PTN adalah impian kebanyakan anak, terkhususnya yang berasal dari SMA Negeri.  Namun UTBK dan jalur mandiri masih bukan akhir.  Sebab masih ada jalur SMMPTN Barat atau Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat.  Di mana ujian berbasis komputer setelah UTBK ini diikuti oleh 25 PTN di wilayah Indonesia Barat.  Selain itu masih ada banyak pilihan sekolah kedinasan yang jadwal pendaftarannya jauh lebih awal dari jalur mandiri, bahkan UTBK itu sendiri.  Kembali lagi, literasi menjadi kata kunci agar tidak ketinggalan berita.  

Tidak bermaksud mematahkan semangat untuk pejuang PTN Angkatan 2023 yang masih memperebutkan bangku mandiri.  Namun, ada pilihan lain jika pun tahun 2023 ini belum berhasil.  Salah satunya bisa mencoba mencari peruntungan beasiswa yang tawarannya banyak sekali di Instagram.  Bahkan, tidak ada yang salah jika memilih gap year demi mempersiapkan satu tahun lagi lebih matang untuk merebut PTN impian.

Teringatnya, meminjam sebuah ungkapan, bahwa "Kesuksesan adalah 99% kegagalan." -- Soichiro Honda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun