Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alpha Female adalah Kualitas Diri yang Positif

9 Maret 2023   20:08 Diperbarui: 9 Maret 2023   21:00 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena alpha female bukanlah hal baru.  Sebab di negeri ini sudah semakin banyak sosok perempuan mandiri, yang bahkan menempati posisi sebagai pemimpin.  Namun, alpha female berbeda dengan kesetaraan gender yang diperjuangkan oleh tokoh emansipasi wanita RA. Kartini.  Jadi, jangan bias dengan kesetaraan gender.  Jangan mengartikan jika laki-laki bisa, maka perempuan bisa adalah definisi alpha female.

Baiklah, sedikit kilas balik supaya tidak salah pengertian. Di zamannya Kartini telah mendobrak persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, terkhususnya dalam bidang pendidikan.  Sosok Kartini telah mematahkan stigma perempuan ialah jenis kelamin yang berada pada strata kedua dalam masyarakat yang hanya berperan di "dapur, sumur, dan kasur."

 Kondisi yang ketika itu memenjarakan ruang gerak perempuan hingga melahirkan pemikiran perempuan ialah sosok yang tidak setara dan sebanding dengan laki-laki.  Kini perjuangannya menjadi inspirasi dan motivasi bagi perempuan Indonesia untuk berperan di negeri ini.  Apapun perannya di dalam masyarakat.

Sebenarnya selain alpha female, kita pun mengenal istilah alpha male yang merujuk kepada laki-laki.  Sedangkan yang dimaksud dengan alpha female adalah merujuk kepada sosok perempuan dengan kualitas memiliki ambisi, jiwa kepemimpinan, menarik, tidak mudah terpengaruhi dan dihormati di lingkungannya.

Kelebihan alpha female, sbb:

  • Mempunyai tujuan hidup
  • Memiliki rasa percaya diri tinggi
  • Selalu menjadi sorotan
  • Ambisius
  • Memahami keseimbangan hidup

Kekurangan alpha female, sbb:

  • Pantang meminta bantuan
  • Mudah resah
  • Tidak takut pada kesendirian

Menurutku, alpha female tidak melulu harus merujuk kepada perempuan hebat dan terkenal.  Sebab tidak menutup kemungkinan salah satu dari kita pernah atau sedang di posisi ini.  Ketika di dalam satu komunitas kita ibarat magnet yang selalu menarik untuk diberikan kepercayaan.  Betapapun kita mencoba diam dan tidak terlihat/ terlibat aktif dalam komunitas tersebut.  Tetapi ada bagian dari kita yang sulit untuk diam tidak berpendapat.  Sehingga buah pikiran dan "suara" kita pada akhirnya membawa kita kepada posisi pemimpin/ ketua.

Pengalamanku ketika kali pertama bergabung di sekolah negeri si sulung putriku ketika di SMA.  Menyadari berasal dari SMP swasta, maka aku mencoba menempatkan diri tidak mencolok di lingkungan baru.  Tetapi, rasanya sulit untuk tidak memperjuangkan/ menyuarakan hal-hal baik yang ketika itu aku percaya membawa dampak positif untuk anak-anak dan seisi kelas.  Bahkan untuk satu angkatan.  Singkat cerita berakhir aku menjadi ketua pengurus kelas hingga 3 periode, dan terakhir bahkan dipercaya sebagai panitia inti perpisahan sekolah.  Hal yang dulu kerap kali "langganan" terjadi sejak anak-anak di TK bahkan hingga SMP.

Terlepas apakah ini sesuatu yang wow ataupun bukan.  Tetapi ada sesuatu di diriku ini yang menolak diam ketika menyadari bisa melakukah hal yang jauh lebih baik.  Tetapi bukan untuk diriku, melainkan untuk orang lain yang aku perjuangkan, dan untuk menjalankan amanat.  Sekalipun mungkin kita harus berjuang sendiri, menentang arus dan tidak sediikit orang yang akan menilai kita berbeda.  Tetapi di dalam pengalamanku, aku tidak pernah peduli.  Bagiku, pada akhirnya fakta dan hasil akhir akan berbicara.

Nilai inilah juga, yang aku sebagai ibu tanamkan kepada kedua buah hatiku.  "Jangan jadi biasa-biasa saja karena semua orang juga bisa.  Jadilah luarbiasa, dan berarti."  Demikian kataku ketika mereka masih bocah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun