Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku, Kereta Api, dan Putriku

1 Oktober 2022   02:53 Diperbarui: 1 Oktober 2022   03:05 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bali.tribunnews.com

Kereta pun bergerak untuk 13 jam perjalanan menuju Stasiun Kota Baru Malang.  Kemudian, seperti halnya di pesawat ada suara Kapten yang bertanggungjawab dalam perjalanan memberikan penjelasan dan meminta kami untuk mengenakan masker selama perjalanan.

Sepanjang perjalanan, ingatanku kembali ke masa jadul.  Dibandingkan dulu, kondisi kereta api sekarang jauh teramat nyaman.  Bahkan AC nya saja bagiku kelewatan dingin!  Sampai-sampai aku memakai jaket dan selimut sekaligus.  Hahah...tetapi menurut putriku, mungkin karena mama sudah renta kali katanya menggoda.

Iseng, di perjalanan kami berdua mencoba seperti apa sih makanan di kereta.  Sebab seingatku dulu, rasanya kurang mantap dan mahal.  Maka jadilah kami memesan 2 paket ayam crispy dan 2 gelas teh gula batu.  Hahah...tetapi rupanya khusus untuk ini masih sama!  Masih mehong alias mahal, dan rasa makanannya maaf perlu perbaikan.

Selebihnya semua berjalan sangat baik.  Tetapi 13 jam perjalanan dan dingin AC luarbiasa membuatku seperti cacing kepanasan.  Maka, aku penasaran ingin tahu seperti apa sih toilet kereta sekarang.  Ternyata....o...ternyata beda banget dengan toilet zaman dulu.  Begitu bersih, lengkap dengan toilet paper!  Padahal dulu, toilet di kereta api itu joroknya minta ampun!

Ehhmmm....toiletnya bersih kak, kataku setelah kembali duduk.  Dulu kereta api itu hancur lebur banget kak.  Di setiap stasiun yang kita berhenti, pasti deh nanti ada pengasong yang masuk.  Sedangkan di kereta ini, semua terjaga.  Bahkan kita tidak pakai masker saja ditegur."  Kataku mengoceh membunuh rasa bosanku.

"Oiya...khan ada colokan listrik.  Mama buka laptop dan menulis aja deh yah kak."  Maka jadilah aku menulis di sepanjang perjalanan.  Melewati stasiun demi stasiun, mulai dari yang kecil hingga yang besar.  Terkadang melewati, dan terkadang berhenti hingga 10 menit karena ada penumpang yang turun dan naik.

Namun, asli aku tidak bisa tidur!  Padahal sekitar pukul 22.00 WIB lampu di dalam kereta dimatikan.  Setelah sebelumnya petugas kebersihan memastikan tidak ada sampah di tempat duduk setiap dari kami.  Sebab tidak bisa tidur, maka aku kembali menulis.  Ditemani suara ngorok penumpang yang saling bersahutan.  Sementara putriku sudah sejak tadi terlelap tanpa terganggu samasekali.

Akhirnya, kurang lebih pukul 01.00 WIB dini hari kereta yang membawa kami berhenti di Stasiun Tugu, Kota Jogyakarta.  Aku jadi kembali mengingat masa dulu.  Seingatku dulu setiap ada kereta api yang berhenti selalu terdengar Lagu Selendang Sutra.  Tetapi rupanya kini sudah tidak ada lagi.  Meski semuanya masih sama seperti dulu.

Malam benar-benar terasa panjang untukku.  Heran saja melihat penumpang lain bisa nyenyak tertidur.  Sedangkan aku menyibukkan diri menulis sambil memandangi lampu-lampu di setiap kota kecil yang dilewati. 

Singkat cerita pagi pun tiba, dan sekitar pukul 05.00 WIB.  Kembali pragmugari datang untuk mengambil selimut kami.  Serta memastikan tidak ada sampah yang berserakan.  Lalu, sekitar pukul 07.02 WIB kami pun tiba di Kota Malang dengan selamat dan tepat waktu.

Luarbiasa kataku dalam hati.  Begitu banyak yang berubah pada kereta api.  Sekarang jauh lebih nyaman, bersih, dan aman.  Tetapi mungkin untuk perbaikan, kualitas makanannya dan harganya tolong dibuat lebih enak dan lebih ramah di kantong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun