Kereta pun bergerak untuk 13 jam perjalanan menuju Stasiun Kota Baru Malang. Â Kemudian, seperti halnya di pesawat ada suara Kapten yang bertanggungjawab dalam perjalanan memberikan penjelasan dan meminta kami untuk mengenakan masker selama perjalanan.
Sepanjang perjalanan, ingatanku kembali ke masa jadul. Â Dibandingkan dulu, kondisi kereta api sekarang jauh teramat nyaman. Â Bahkan AC nya saja bagiku kelewatan dingin! Â Sampai-sampai aku memakai jaket dan selimut sekaligus. Â Hahah...tetapi menurut putriku, mungkin karena mama sudah renta kali katanya menggoda.
Iseng, di perjalanan kami berdua mencoba seperti apa sih makanan di kereta. Â Sebab seingatku dulu, rasanya kurang mantap dan mahal. Â Maka jadilah kami memesan 2 paket ayam crispy dan 2 gelas teh gula batu. Â Hahah...tetapi rupanya khusus untuk ini masih sama! Â Masih mehong alias mahal, dan rasa makanannya maaf perlu perbaikan.
Selebihnya semua berjalan sangat baik. Â Tetapi 13 jam perjalanan dan dingin AC luarbiasa membuatku seperti cacing kepanasan. Â Maka, aku penasaran ingin tahu seperti apa sih toilet kereta sekarang. Â Ternyata....o...ternyata beda banget dengan toilet zaman dulu. Â Begitu bersih, lengkap dengan toilet paper! Â Padahal dulu, toilet di kereta api itu joroknya minta ampun!
Ehhmmm....toiletnya bersih kak, kataku setelah kembali duduk. Â Dulu kereta api itu hancur lebur banget kak. Â Di setiap stasiun yang kita berhenti, pasti deh nanti ada pengasong yang masuk. Â Sedangkan di kereta ini, semua terjaga. Â Bahkan kita tidak pakai masker saja ditegur." Â Kataku mengoceh membunuh rasa bosanku.
"Oiya...khan ada colokan listrik. Â Mama buka laptop dan menulis aja deh yah kak." Â Maka jadilah aku menulis di sepanjang perjalanan. Â Melewati stasiun demi stasiun, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Â Terkadang melewati, dan terkadang berhenti hingga 10 menit karena ada penumpang yang turun dan naik.
Namun, asli aku tidak bisa tidur! Â Padahal sekitar pukul 22.00 WIB lampu di dalam kereta dimatikan. Â Setelah sebelumnya petugas kebersihan memastikan tidak ada sampah di tempat duduk setiap dari kami. Â Sebab tidak bisa tidur, maka aku kembali menulis. Â Ditemani suara ngorok penumpang yang saling bersahutan. Â Sementara putriku sudah sejak tadi terlelap tanpa terganggu samasekali.
Akhirnya, kurang lebih pukul 01.00 WIB dini hari kereta yang membawa kami berhenti di Stasiun Tugu, Kota Jogyakarta. Â Aku jadi kembali mengingat masa dulu. Â Seingatku dulu setiap ada kereta api yang berhenti selalu terdengar Lagu Selendang Sutra. Â Tetapi rupanya kini sudah tidak ada lagi. Â Meski semuanya masih sama seperti dulu.
Malam benar-benar terasa panjang untukku. Â Heran saja melihat penumpang lain bisa nyenyak tertidur. Â Sedangkan aku menyibukkan diri menulis sambil memandangi lampu-lampu di setiap kota kecil yang dilewati.Â
Singkat cerita pagi pun tiba, dan sekitar pukul 05.00 WIB. Â Kembali pragmugari datang untuk mengambil selimut kami. Â Serta memastikan tidak ada sampah yang berserakan. Â Lalu, sekitar pukul 07.02 WIB kami pun tiba di Kota Malang dengan selamat dan tepat waktu.
Luarbiasa kataku dalam hati. Â Begitu banyak yang berubah pada kereta api. Â Sekarang jauh lebih nyaman, bersih, dan aman. Â Tetapi mungkin untuk perbaikan, kualitas makanannya dan harganya tolong dibuat lebih enak dan lebih ramah di kantong.