Berikut etika bermedia yang sehat dan beradab, yaitu:
- Hindari menggunakan bahasa yang kasar dan intimidatif yang berpotensi tinggi menimbulkan kesalahpahaman
- Hargai orang lain sekalipun platform media sosial sifatnya searah, namun interaksi yang terjadi jangan mencela, menyinggung perasaan dan mendiskreditkan
- Jangan menyebarkan isu sensitif misalnya, pornografi, rasisme, hingga kekerasan yang akan memicu konflik, baik di media sosial maupun konflik nyata.
- Validitas informasi perlu dipastikan kembali karena tidak jarang pengguna media sosial "terperdaya" informasi dari berita ataupun kejadian lama. Â Disinilah pentingnya mengecek sumber berita, membandingkan informasi dengan realita di lapangan, hingga membandingkan satu sumber dengan sumber lainnya.
 Medsos ibarat pisau bermata dua.  Ampuh untuk merajut kembali persahabatan yang lama terputus.  Tetapi sekaligus dapat menimbulkan permusuhan tajam melalui "perang" terbuka ujaran kebencian ataupun hoaks.
Berpulang kepada kita saja, sejauh mana menggunakan "pisau" media sosial. Â Apakah untuk tujuan kebaikan yang bermanfaat, atau justru kita membiarkan diri menjadi mata rantai kekisruhan. Â Pilihan "bertanggungjawab" itu ada pada diri kita dengan segala konsekuensinya.
Jakarta, 14 April 2022
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H