Berpoles gincu senyum merekah
Tawa renyah mengoda perempuan penjaja tubuh
Melupa dosa cinta untuk semalam
Berpeluh keringat terbasuh rupiah
Hina, diri bak sampah
Kupu-kupu malam terbang dan hinggap dalam dekapan
Mengumbar birahi, padamkan iman
Di remang lelaki hidung belang
Lorong panjang kegelapan kini menghakimi
Getir, sesal menyiksa
Tersungkur diri dalam lumpur dosa
Merintih kupu-kupu penuh noda
Pada sunyi, airmata menghapus gincu merah
Bisik lirih memohon ampunanNya
Jakarta, 11 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!