Senyap tapi pasti Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (BAKTI) siap untuk meluncurkan Satelit Satria-1 yang diperkirakan kuartal kedua tahun 2023 nanti. Â Langkah pasti Johnny Plate bersama jajarannya adalah jawaban akan kebutuhan internet di Indonesia di era serba digital kini.Â
Tidak bisa dipungkiri sebagai negara maju, Indonesia tidak lagi bisa menghindari teknologi digital yang kini mencangkup segala aspek kehidupan. Â Sehingga internet menjadi prioritas untuk bisa bersaing diantara bangsa lain.
Pernah ada guyonan jadul yang bikin mules dari mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring di masanya, "Memangnya kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa." Â Tutup buku, ini cerita lama! Â Tetapi, ini cermin untuk kita sekarang memahami betapa mendesak internet di saat ini.Â
Sebagai contoh paling umum, maraknya kehadiran berbagai toko online. Â Dulu hanya orang tertentu saja yang memiliki toko online. Â Tetapi sekarang, petani hasil bumi di desa saja bertransanksi di dunia maya! Â Bayangkan, jika internetnya ngesot. Â Apa tidak bikin emosi mendidih? Â Paham yah, zaman sekarang, internet juga mempermudah datangnya cuan itu fakta!
Sehingga tidak salah Indonesia boleh berbangga karena kini memiliki Satria-1 yang nantinya menjadi satelit terbesar di Asia. Â Kita tidak lagi perlu malu dan emosi seperti dulu.
Mikir, kebayang tidak Indonesia pernah berada di peringkat kedua terbawah di antara negara-negara Asia Pasifik! Â Ketika itu kecepatan koneksi internet rata-rata Indonesia hanya lebih tinggi dari India yang mencatat angka 1,4 Mbps. Â Hufff...ngeri seandainya Kominfo leha-leha tidak memperjuangkan kecepatan internet yang kini lewat kehadiran Satria-1.
Kerennya untuk diketahui oleh kita semua, bersama Satria-1 juga disiapkan 11 stasiun bumi (gateways). Â Sehingga nantinya kesebelas stasiun bumi tersebut adalah bagian dari terrestrial segment yang akan menghubungkan satelit dengan bumi, agar bisa dimanfaatkan.
Bingung? Â Jamak jika ini tidak diketahui oleh masyarakat awam. Â Netizen Indonesia pasti hanya tahu menggunakan internet. Â Kemudian ngedumel berjamaah jika internet lelet. Â Padahal kelancaran internet tidak terjadi dengan sendirinya, cukup bermodal kuota saja.
Sederhananya, satelit Satria-1 dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) mampu menghadirkan kapasitas hingga 150 Gpbs. Ibaratnya inilah yang menjadi jembatan angkasa telekomunikasi. Â Kehadiran Satria-1 akan menjangkau wilayah-wilayah yang tidak terkover layanan operator seluler, Palapa Ring, maupun tower BTS 4G
Bukan kaleng-kaleng keseriusan yang dilakukan pemerintah dan Kominfo. Â Progres pembangunan Satria-1 yang berada di Cikarang saat ini sudah mencapai 58,2 persen sejak dimulainya pada 18 Agustus 2021 lalu. Â Sedangkan 11 stasiun bumi nantinya akan tersebar dari Barat hingga Timur Indonesia!
Persisnya dibangun di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura. Â Sehingga keberadaan stasiun bumi satelit Satria-1 akan menjangkau 150.000 titik layanan publik di berbagai sektor. Â Bahkan dikatakan, ketika Satria-1 telah mengorbit, nantinya akses internet akan gratis untuk 150.000 titik tersebut!
"Melalui teknologi High Throughput Satellite (HTS), proyek Satelit SATRIA-I pada tahun 2023 nantinya akan menghadirkan internet dengan kapasitas 150 Gbps di 150.000 titik layanan publik," kata Johnny dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Rabu (18/8/2021). Â Dikutip dari: kompas.com
Mengutip kompas.com lebih spesifik, 150.000 titik layanan publik yang dimaksud akan mencakup 93.900 titik sekolah dan pesantren untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer. Â Selain itu ada 3.700 titik Puskesmas dan rumah sakit, serta layanan kesehatan lain untuk mendukung kebutuhan database kesehatan yang terintegrasi. Â Kemudian, Johnny Plate menambahkan, di sektor keamanan ada 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Sekali lagi tanpa banyak diketahui, tetapi penanggung jawab proyek ini adalah Kominfo bersama BAKTI. Â Apalagi jika bukan untuk negeri ini. Â Sementara bisa jadi mereka yang menikmati internet tidak menyadari kenyamanan saat ini.Â
Apalagi mengetahui kehadiran Satria-1 nantinya. Â Bahwa peran Satria-1 juga untuk mengatasi kesenjangan digital dengan hadirnya jaringan 5G kini. Â Selain tentunya sebagai satelit untuk 11 stasiun bumi yang mengkoneksi satu titik dan titik lainnya.
Sekarang mari kita melihat luasnya Indonesia, beserta jumlah penduduk dan sumber kekayaannya. Â Baik yang berupa hasil bumi ataupun kreativitas anak bangsanya. Â Internetlah yang memungkinkan mempersatukan dan membangun negeri ini. Â Tepatnya keberadaan internet menjadi pemersatu, karena semua bisa saling terkoneksi dengan cepat.
Disaat bersamaan masyarakat Indonesia pun dicerdaskan karena informasi bisa diakses dengan mudah. Â Semua potensi juga akan tergali menjadi sumber pendapatan yang tidak terpikirkan sebelumnya.Â
Maksudnya, bahkan di pelosok negeri sekalipun bisa bertransaksi di dunia maya, dan menjangkau belahan dunia lain. Â Memangkas biaya, dan waktu! Â Ibaratnya, internet membuat kita tidak lagi seperti katak dalam tempurung karena semua bisa dijangkau tanpa dibatasi ruang dan waktu.
"Proyek Satria ini diharapkan dapat mendukung percepatan tranformasi digital dengan menghubungkan yang tidak terhubung, to connect all the dots," kata Johnny. Â Dikutip dari: mediaindonesia.com
Mantap! Â Tanpa banyak cakap Johnny Plate dan hadirnya Satria-1 beserta 11 stasiun bumi akan menjawab dengan sendirinya guyonan internet cepat buat apa.Â
Jakarta, 10 Maret 2022
Sumber
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI