Sangatlah dilematis sekali jika PJJ menjadi satu-satunya yang dipersalahkan disini. Â Sementara tidak satupun saat ini yang tahu kapan pandemi berakhir. Â Lalu, apakah kita tutup mata saja mengirimkan anak ke sekolah. Â Fakta, ini sudah dilakukan dan cerita berakhir mengkhawatirkan dengan sejumlah kasus di sekolah-sekolah. Â Itu pun dengan catatan tidak dilakukan test kepada seluruh warga sekolah. Â Padahal hak untuk hidup, harusnya menjadi prioritas dalam hal ini.
Kondisi ini adalah tamparan di dunia pendidikan, orang tua dan anak. Â Bahwa pendidikan dan niat belajar bukan karena ritual pergi ke sekolah, duduk dan mendengarkan guru. Â Melainkan, anak ke sekolah karena ingin belajar, sebab ilmu yang dicari. Â Sehingga harusnya jika pun belajarnya dilakukan dari rumah tidaklah menjadi persoalan. Â Tidak ada yang berubah, kecuali lokasinya. Â Bukankah begitu harusnya?
Faktanya saat ini PJJ menjadi pilihan terbaik di saat pandemi. Â Sehingga harusnya Mas Menteri tidaklah lagi semata fokus kepada persoalan kuota dan bantuan operasional sekolah (BOS). Â Tetapi terlupa apa dan bagaimana agar PJJ bisa berjalan, dalam arti materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik oleh para tenaga pendidik. Â Membuat dan menghidupkan semangat belajar anak sekalipun secara virtual.
Tidak bisa dipungkiri pandemi "menelanjangi" kemampuan tenaga pendidik kita yang maaf mayoritas gaptek, dan konvensional mencekoki anak dengan buku. Â Inilah yang harus menjadi perhatian ke depan, survey dan menemukan kebutuhan apa yang harus dipenuhi untuk PJJ.
Adapun saran yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas PJJ adalah:
- Tenaga pendidik harus mau belajar, dan menguasai teknologi
- Tenaga pendidik terbuka menerima masukan dari orang tua dan peserta didik
- Membangun komunikasi dengan para peserta didik
- Membuat materi konten pembelajaran yang hidup dan menarik
- Memberikan tugas yang berhubungan dengan keseharian
- Menghargai dan memberi apresiasi kepada peserta didik
- Membuat pelajaran mudah dicerna
- Menciptakan aktivitas di kelas virtual sama dengan di dalam kelas
- Menciptakan suasanan menyenangkan dalam ruang virtual
- Melibatkan orang tua, misalnya ada tugas-tugas yang melibatkan peran orang tua.
Satu hal yang pasti bahwa pandemi telah mengubah dunia menggunakan teknologi di seluruh sendi kehidupan. Â Artinya dunia pendidikan pun harus siap mengalami terobosan, loncatan dan perubahan. Â Pergunakan teknologi sebagai media mengajar, dan merubah karakter/ metode mendidik. Â Sehingga disini, menyoal loss of learning rasanya kurang tepat.
Benar pro dan kontra akan selalu ada. Â Tetapi ingat, kita tidak bisa menghindari kemajuan zaman, dan pada akhirnya seleksi alam akan terjadi. Â Maka disini PJJ hanyalah media saja. Â Bahwa, mereka yang ingin maju akan terus belajar, siapapun dan dalam kondisi bagaimanapun. Â Sementara yang tidak akan tertinggal kehilangan masa depan. Â
Jakarta, 8 Februari 2022
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H