Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Warna Seragam Mempengaruhi Kinerja, Wibawa dan Percaya Diri

4 Februari 2022   02:57 Diperbarui: 4 Februari 2022   03:03 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://inet.detik.com/

Tidak terasa profesi Satpam sudah menginjak usia yang ke 41 tahun per 31 Januari 2022 lalu.  Namun, di mata masyarakat profesi ini masih dipandang sebelah mata.  

Terbukti jarang sekali terdengar cita-cita seorang anak ingin menjadi Satpam.  "Aku ingin menjadi polisi, tentara, dokter, dan pilot" adalah jawaban kebanyakan anak.

Tidak ada yang salah dengan jawaban ini, dan bukan juga artinya profesi Satpam tidak penting.  Sebab, sesungguhnya Satpam adalah mitra Polri yang mengemban fungsi Wewenang Kepolisian Terbatas sesuai UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 3c.  Sehingga, tanggung jawab Satpam pun tidak kalah penting dibandingkan pekerjaan lainnya.

Sebenarnya, kita saja mungkin tanpa disadari kurang menghargai kehadiran Satpam.  Menilik ke belakang dahulu mereka yang berseragam biru biru di lapangan ataupun putih biru untuk penjaga di gedung perkantoran misalnya.  

Sekalipun di lengannya ditempeli identitas perusahaan dan wilayah Polri tempatnya bertugas.  Tetapi, jujur gregetnya kurang terasa dibandingkan polisi.

Bandingkan, ada rasa yang berbeda ketika di tahun 2020 seragam ini sempat berganti warna dasar, yang nyaris sama dengan polisi. sesuai dengan Peraturan Kapolri atau Perkap No.4/ 2020.  Auto, di mata kita Satpam terlihat lebih "berkelas" dan berwibawa.

Setidaknya ini pendapat saya pribadi.  Hingga saya, terkadang harus memastikan ulang apakah ini Pak Satpam, atau Pak Polisi jika kebetulan berpapasan.  

Disamping itu, sebagai bagian dari masyarakat, saya menangkap rasa ini pun ikut mempengaruhi kinerja Satpam.  Entahlah, tetapi saya melihat mereka lebih percaya diri, dan terlihat lebih gagah serta berwibawa.

Mungkin inilah yang dikatakan orang, "Ajining raga saka busana".  Filosofi Jawa, bahwa pakaian dapat merubah pandangan pertama orang terhadap kita asalkan tepat modelnya warnanya, waktu, dan tempat pemakaianya.  Sederhananya, penampilan ikut mempengaruhi penilaian, dan kinerja pastinya dalam dunia kerja, sebab berkaitan percaya diri.

Lalu bagaimana kini ketika seragam Satpam per 2 Februari lalu kembali resmi berganti warna.  Kini menjadi krem dan celana tetap berwarna cokelat tua?  Konon, pergantian ini dikarenakan agar tidak lagi mirip Kepolisian, dan membingungkan masyarakat.

Maaf, menurut saya pribadi, di sisi warna kurang gregetnya dan terlihat lusuh.  Sekalipun memang lebih ramah dibandingkan "warna" kepolisian.

Hanya saja, meminjam filosofi Jawa, benar sekali bahwa pemilihan busana yang tepat diakui atau tidak akan membawa pengaruh cara orang memandang, dan kewibawaannya.  Artinya disini seragam tidak semata persoalan identitas saja.  Sebab, rasa itu jadi ikutan hilang sekarang.

Mari kita mengambil contoh pemilihan warna oranye, merah dan biru kinclong mencolok mata sebagai seragam safety.  Pertanyaannya kenapa harus warna-warna menusuk mata?  Kenapa tidak memilih yang lebih teduh?

Sebab. pemilihan warna disini bukan sekedar sebagai identitas ini seragam safety.  Tetapi, fungsinya berhubungan dengan keamanan dan keselamatan kerja. Hal tersebut untuk menghindari dan mencegah segala kemungkinan negatif dikarenakan lokasi kerja yang cukup ekstrim dan juga untuk mempermudah proses identifikasi ketika berkerja dengan mesin berat.

Sehingga menurut pendapat saya, tentu kinerja Satpam menjadi priorita untuk ditingkatkan.  Tetapi dikarenakan Satpam juga menyangkut keamanan, ada baiknya dalam pemilihan warna dan model seragam pun mempertimbangkan sisi wibawanya.  Sehingga otomatis menimbulkan percaya diri, dan menempatkan kehadirannya tidak lagi dipandang sebelah mata.

Jakarta, 4 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun