Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lilin

2 Februari 2022   09:32 Diperbarui: 2 Februari 2022   09:38 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bercerita lilin kepada gulita
Tentang dirinya yang sebatang kara
Tentang nyala untuk mati
Lalu terlupa

Sendiri lilin berkawan gulita
Satu demi satu terurai cerita
Tentang mereka yang bersembunyi di balik dosa
Tentang kepalsuan di balik tutur kata

Lilin mencoba menahan pelita
Dihantam angin meniup untuk mati
Redup .... berakhir pelita kini
Namun terang tak berdusta

Sebatang lilin, waktu dan pelita
Cerita anak manusia, tanpa suara

Sebatang lilin kini mati
Namun cahayanya telah menerangi
Terbuka  dosa yang coba bersembunyi
Milik manusia tak bernyali

Sebatang lilin mati
Tinggalkan terangnya  kini
Membuka kebenaran atas perkenaanNya
Sebab hidup haruslah berarti
Saat kita kembali ke pangkuanNya

Jakarta, 2 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun