Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filosofi Hujan dan Imlek

31 Januari 2022   00:46 Diperbarui: 31 Januari 2022   00:54 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun Baru Cina atau Imlek 2573 jatuh bertepatan pada hari Selasa, 1 Februari 2022, dan Imlek kali ini adalah Tahun Macan.  Menariknya mengetahui kenapa hujan selalu diidentikkan dengan Imlek.

Ternyata, karena dahulu hujan selalu dimaknai sebagai simbol keberuntungan.  Tidak terkecuali untuk etnis China, hujan dianggap hoki atau tanda berkah.  Bahkan pakar Feng Shui Yulius Fang membenarkan, hujan memang dianggap sebagai sesuatu yang harus disyukuri jika turun di awal musim semi, Tahun Baru dalam kalender Lunar, atau hari raya Imlek.

Sebenarnya terdapat 3 cerita yang melatarbelakanginya, yaitu:

Pertama, konon hujan berarti Dewi Kwan Im sedang menyiram bunga Mei Hwa yang bisa diartikan sebagai berkah dari langit.  Mereka percaya bunga Mei Hwa adalah bunga yang ditanam oleh Dewi Kwan Im sebelum Tahun Baru Imlek.

Kedua, terkait dengan kehidupan ribuan tahun yang lalu, masa dinasti pertama China.  Saat itu mayoritas masyarakat merupakan petani.  Sehingga momen Tahun Baru kerap dijadikan momen syukur telah melewati musim dingin dengan baik.

Hujan di hari Imlek dimaknai start yang bagus dalam musim semi.  Petani mempercayai bahwa hal tersebut adalah tanda kemakmuran panen setahun ke depan.  Ini artinya ekonomipun harapannya akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Ketiga, menurut kacamata Feng Shui, hujan memang dipercaya sebagai berkah penyeimbang alam.  Hujan adalah penyeimbang sinar matahari dalam konsep kepercayaan Yin Yang.

Di dalam ilmu Feng Shui, hujan adalah energi air. Secara pemaknaan harfiah, "Feng" diartikan angin, dan "Shui" berarti air.  Disini, salah satu air yang dimaksud di dalamnya adalah air hujan yang mengisi sungai.

Pertanyaannya, apakah di masa kini hujan masih dianggap sebagai keberuntungan.   Sementara kita tahu bahwa teknologi pertanian sudah jauh berkembang.  Belum lagi jika kita jujur, saat ini hujan jusru menjadi momok menakutkan, karena ini berarti banjir, bahkan sudah masuk ketegori bencana.

Kemudian, kehadiran hujan di saat Imlek juga bukan sebuah kebetulan.  Kenapa demikian, karena di kalender masehi, Imlek selalu jatuh pada bulan Januari dan Februari.  Ini bersamaan dengan prakiraan cuaca tahunan BMKG, yang selalu menyebut Januari dan Februari bagian dari musim hujan tahunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun