Tetapi, tidak demikian dengan penghuni apartemen karena bagi mereka kehidupan mereka adalah pekerjaannya, dan apartemen tidak ubahnya tempat untuk pulang lalu beristirahat. Â Sedangkan sosialisasi mereka justru kebanyakan di luar apartemen.
Pertanyaannya, apakah kita diam? Â Seharusnya tidak, karena kekerabatan adalah nilai luhur bangsa ini. Â Sehingga sekalipun kita tinggal di rusun ataupun apartemen nilai ini harus terus berakar menjadi identitas kita.
Sehingga ada baiknya, jika pengelola apartemen juga mengadakan RT dan RW atau pengurus lainnya. Â Selain itu juga mempertimbangkan diadakan acara-acara yang menyebabkan interaksi antar penghuni.
Sebab, memilih tinggal di rusun ataupun di apartemen tentu bukan pilihan satu atau dua hari. Â Melainkan untuk jangka panjang. Lalu kenapa tidak menjalin atau menghidupkan hubungan kekerabatan yang notabene budaya Indonesia.
Artinya, bukan tinggal di rumah vertikal ataupun horizontal yang menjadi isu nantinya. Â Tetapi, bagaimana milenial Indonesia bisa terus menghidupkan hubungan kekerabatan dan tetap menjadi makhluk sosial, tanpa dibatasi oleh tempat tinggalnya.
Jakarta, 22 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H