Dampak besar pandemi salah satunya adalah adaptasi teknologi digital. Â Menurut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Plate, hingga Januari 2021 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta orang. Â Sangat bisa diterima, sebab faktanya telah terjadinya perubahan gaya hidup semenjak pandemi. Â Kini semua menjadi serba digital. Â Dimulai dari bekerja, rapat, belanja, sekolah dan bahkan wisata pun serba digital.Â
"Di samping itu, pengguna layanan digital di Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar 37 persen selama pandemi Covid-19," kata Menkominfo dalam OJK Virtual Innovation Day 2021 Selasa kemarin. Â Dikutip dari: liputan6.com
Menariknya, karena kita tidak pernah memikirkan sebelumnya, ternyata dengan digital semua aktivitas tetap bisa dilakukan.Â
Nyatanya aktivitas dan interaksi tidak harus terikat secara fisik. Â Bahkan, siapa yang mengira kini kebiasaan untuk bekerja di luar kantor berujung menyuburkan tren digital nomad yang kini kian masif di dunia.
Dunia berubah, mungkin itulah pertinggal dari pandemi. Â Sebab tren digital nomad artinya, adalah kondisi di mana seseorang dapat bekerja tanpa terikat waktu dan tempat. Â Tidak hanya sekadar "pindah tempat kerja", digital nomad juga memberikan kita kesempatan untuk bekerja sambil liburan.
Terdapat 2 tipe digital nomad, yaitu:
- Workation atau work dan vacation
Konsep bekerja sambil berlibur ini berbeda dengan ketika kita terpaksa bekerja di rumah dikarenakan kondisi pandemi. Â Kenapa berbeda, karena kita bisa memilih destinasi tempat liburan kita. Â Selain tentunya mempertimbangkan biaya bulanan apartemen satu kamar tidur, biaya makan dan minum, dan terpenting kecepatan internet atau wi-fi. - Bleisure atau business and leisure
Tren ini merujuk pada kaum profesional muda yang menggabungkan semua pekerjaan dan waktu tak menyenangkan dalam perjalanan bisnis dengan waktu liburan. Â Mereka umumnya menambahkan beberapa hari perjalanan bisnis mereka untuk menyempatkan berwisata menghilangkan stress, ataupun sekedar melancong.
Pandemi terkhusus kaum milenial telah membuat tren digital nomad semakin popular. Â Mereka meyakini bisa tetap produktif meskipun bekerja di luar kantor. Â
Rasanya kita kini bisa sependapat mengenai ini. Â Sebab nyaris 2 tahun pandemi di Indonesia, terbukti pemulihan ekonomi terdongkrak berkat teknologi, atau digitalisasi.
Club Med (perusahaan asal Prancis yang bergerak di bidang resort) menempatkan Phuket, Thailand di urutan pertama sebagai 15 negara destinasi terbaik di dunia untuk digital nomad. Â Sedangkan Indonesia, Jimbaran Bali di urutan ke 5 terbaik. Â
Adapun faktor yang menjadi pertimbangan adalah kecepatan internet rata-rata, keberadaan tempat alam dan kebugaran, serta jumlah aktivitas santai dan petualangan yang ada.
Sejatinya, Indonesia yang kaya akan keindahan alamnya, dapat menjadikan tren digital nomad menjadi peluang pemulihan ekonomi sektor parekraf (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif). Â Tentu, seperti yang dikatakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, jaringan internet menjadi kuncinya.
Seiring waktu kemudian Ubud dan Cangu di Bali, Malang, Jogja, dan desa-desa wisata di Indonesia berlahan menjadi destinasi digital nomad. Â Sehingga harapannya tren digital nomad menjadi nilai atau peluang untuk Indonesia kembali menghidupkan pariwisata.
Sebab kita ketahui sejak pandemi, kondisi pariwisata Indonesia cukup terpuruk. Â Tetapi, sejatinya dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup di era new normal serta kehadiran internet, maka semua dimungkinkan untuk bangkit dan pulih.
Oleh karenanya, guna mewujudkannya Kemenparekraf/Baparekraf berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dalam mengembangkan infrastuktur telekomunikasi dan informatika (TIK), terutama pada 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) dan desa wisata.
Ini sejalan dengan pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate pernah mengatakan bahwa infrastruktur digital yang merata adalah fondasi utama untuk mewujudkan Indonesia untuk makin terkoneksi secara digital.
Beberapa langkah terkait yang sudah dilakukan Kominfo adalah
- Pemerataan infrastruktur 4G lewat penggelaran stasiun pemancar sinyal atau base transceiver station (BTS) di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal).
- Meningkatkan kapasitas jaringan satelit dan peluncuran Satelit Republik Indonesia I atau Satria I.
Singkat cerita, era digital telah membawa perubahan besar, dan kini kehadiran internet telah menjadi kebutuhan mendasar. Â Bekerja dan produktif tidak harus kaku berada di satu tempat. Â Tetapi juga bisa dilakukan dengan fun. Â Serta tidak menutup kemungkinan dampak tidak langsungnya meningkatkan ekonomi sekitar, atau pun UMKM digital.
Keseriusan mengantar Indonesia memasuki era digital dengan persiapan infrastruktur dan literasi digital pun terus dilakukan Menkominfo Johnny Plate. Â Sehingga di masa depan, tidak hanya milenial Indonesia, bahkan Indonesia siap menjadi destinasi digital nomad.
Jakarta, 21 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H