Meminta para perokok aktif berhenti adalah kesia-siaan. Â Kenapa demikian, karena menurutku kesadaran hanya bisa dari diri sendiri. Â Lihat saja konyolnya mereka yang dengan sadar meracuni dirinya. Â Lalu betapa ngawurnya mereka yang rela membakar uangnya demi asap ngempul berujung kematian. Â Padahal informasi mengenai bahaya merokok sudah terpampang, bahkan hingga di kemasan rokoknya.
Apalagi dengan informasi yang sudah super lengkap di era digital saat ini. Â Tetap saja mereka memilih menjadi perokok. Â Walau kantong cekak, walau cukai rokok bertambah naik, dan walau dunia runtuh mungkin.
Ini tidak terjadi dengan sendirinya. Â Menurutku, seperti juga ganja yang menimbulkan ketagihan, maka rokok tidak jauh berbeda. Nikotin yang terkandung dalam tembakau merangsang otak untuk melepas zat yang memberi rasa nyaman (DOPAMINE). Â Akhirnya seorang pecandu saat tidak merokok, mengalami gejala putus nikotin seperti: rasa tidak nyaman, sulit konsentrasi dan mudah marah
Inilah sebabnya, aku lebih tertarik memikirkan bahaya mengintai bagi mereka perokok pasif. Â Istilahnya mereka yang apes, "dipaksa" menghirup asap rokok, padahal dirinya bukan perokok. Â Ujungnya, nyawa ikut terancam akibat orang terdekat lebih mencintai sebatang rokok ketimbang nyawa keluarganya.
Perlu diketahui, bahaya menjadi perokok pasif jauh lebih seram. Â Kenapa demikian, sebab di dalam asap rokok terdapat sekirtar 7.000 bahan kimia yang terdiri dari partikel dan gas. Â Kemudian, lebih dari 50 zat yang terkandung di dalamnya menyebabkan kanker. Â Sedangkan sisanya merusak organ tubuh lainnya, seperti mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru.
Tidak banyak diketahui bahwa asap rokok terbagi 2, yaitu:
- Asap mainstream, yaitu yang dihirup langsung melalui ujung mulut rokok oleh perokok.
- Asap sidestream, yang berasal dari ujung rokok yang terbakar dan menyebar ke udara.
Ngerinya asap sidestream adalah yang paling berbahaya sebab 4 kali lebih beracun dibandingkan dengan asap mainstream. Â Pada asap sidestream mengandung tiga kali lipat karbon monoksida, 10-30 kali lipat nitrosamin, dan 15-300 kali lipat amonia.
Beberapa bahaya mengintai perokok pasif adalah:
- Sakit Kanker
- Sakit jantung
- Mengganggu kesuburan wanita
- Tidak baik bagi ibu hamil
- Berpotensi penyakit pernafasan anak  seperti bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia.
- Penurunan fungsi paru
- Gangguan kognitif pada anak sehingga terlambat bicara
Selain itu, jangan  mengira perokok pasif hanya khawatir asapnya.  Sebab, partikel paparan asap bahkan dapat ikut menempel di baju dan berdampak untuk mereka yang tidak merokok.  Buktinya, aroma yang dibawa perokok ketika masuk ruangan atau berada dekat kita, bisa langsung kita rasakan.
Berbagi cerita nyata. Â Kurang lebih 2 tahun lalu, ibu mertuaku meninggal. Â Awalnya, dibawa ke rumah sakit karena mengira sakit maag akut. Â Diketahui juga ibu mertuaku memiliki sakit tiroid. Â Tetapi takdir membawanya berpulang karena sakit paru-paru.Â
Betapa mengejutkan, sebab di paru-parunya ditemui flek hitam. Â Ngeri karena menurut dokter, ini seperti flek paru perokok berat. Kenapa demikian terjadi? Â Ternyata, karena selama ini ibu mertuaku "dipaksa" menjadi perokok pasif oleh lingkungan sekitarnya yang memang perokok handal.
Airmata tidak ada gunanya, seperti juga penyesalan yang terbukti cuma hanya hitungan bulan. Â Seiring waktu mereka orang-orang di sekitarnya kembali kepada rokok. Â Seolah kematian ibu mertuaku tidak ada artinya. Â Miris, tetapi ini fakta. Â Bahaya rokok, tidak hanya untuk mereka yang aktif. Â Tetapi jauh lebih mengerikan untuk mereka yang pasif.
Jakarta, 8 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H