Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hormati Dirimu, Sebelum Orang Lain

17 September 2021   23:27 Diperbarui: 17 September 2021   23:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah aku dipecat karenanya?  Tidak sama sekali, aku bahkan tidak menghiraukannya yang memintaku kembali ke ruang rapat.  Membiarkan mereka para petinggi melanjutkan rapat tanpa notulen.  

Kocaknya, ketika rapat berakhir beberapa dari petinggi "Country Manager" menghampiri ruangku, "Well done, unbelievable," sebuah senyum terlukis di wajah mereka mendukungku.

Suasana antara aku dan Mr. Boss sore itu pun tegang.  Singkat cerita, kembali cair ketika dengan sportif si Pak Boss bule menghampiri ruangku.  "Not sure if you accept my apology.  

My silly colleague, he just told me that he forgot emailing me.  No wonder, you can't even find it dear.  Bla...bla...bla..."

Menariknya disini adalah budaya.  Bagiku, tidak bisa dibenarkan mempermalukan siapapun di depan orang banyak.  Apalagi dengan mengatakan seolah aku "blind" buta.  Walaupun itu sebuah ekspresi marah.  Kejadian ini sebenarnya pernah beberapa kali terjadi, tetapi dalam skala kecil.  Hanya perdebatan kerja diantara kami, dan aku anggap lumrah berbeda pendapat.

Semua aku coba tolerir, karena pertimbangan karakter dan budaya.  

Tetapi, puncaknya adalah rapat besar.  

Aku dipermalukan di depan banyak orang?

Jelas aku tidak akan membiarkan siapapun menginjak harga diriku, oleh atasan sekalipun.  Sebab, menurutku, jika kita saja tidak menghormati atau menghargai diri sendiri, apalagi orang lain. Bagiku, ini pembunuhan karakter.  

Bukan tidak mungkin ada yang menilai performa kerjaku yang buruk.

Tetapi, di kejadian itu yang bisa aku hargai adalah jiwa besarnya.   Secara sportif Mr. Bos mau ke ruanganku untuk mengakui kesalahannya.  Inilah yang menjadi momen penting dan mengubah segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun