Lingkungan profesional seperti dunia kerja tidak menjamin bebas perundungan atau bullying. Â Hal lumrah saja, sebab di dalam semua lingkungan manapun akan selalu ada orang atau kelompok yang mendominasi. Â
Pertanyaannya, apakah mendominasi dalam arti positip membangun atau negatif yang ujungnya justru mematikan karakter korbannya.
Jika positip, dominan membagi ilmu, dan saling dukung, tidak jadi soal. Â Tetapi, jika negatif dengan maksud unjuk diri, maka ini mengerikan. Â Inilah yang dinamakan perundungan atau bullying. Â
Perlu diatasi, karena tidak sehat nanti ujungnya.
Mirisnya ulah pelaku perundungan di lingkungan profesional lebih menjengkelkan dibanding masa sekolah. Â Sebab dilakukan secara sadar oleh orang yang secara umur dan intelektual lebih matang. Â Menyedihkannya justru kondisi seperti ini jarang terungkap. Â Senioritas dan perbedaan status sosial menjadi alasan terkuat.
Kemudian menjadi pembenaran, dan perundungan dianggap wajar. Â Padahal sangatlah salah, karena ada yang terintimidasi disini. Â Sebagai contohnya, inilah beberapa perundungan yang kerap terjadi:
- Mulut kotor
Ucapan atau kata kotor (seluruh isi kebun binatang) kepada rekan kerja, anak buah dengan maksud menghina, ataupun disebabkan kesalahan kerja. - Kritik tajam
Mencari kesalahan, ketimbang melihat usaha dari rekan kerja atau anak buah. - Iri atau kecemburuan
Persaingan tidak sehat, saling menjatuhkan prestasi karena kecemburuan. Â Saling sikut, dan menjegal rekan kerja demi mempromosikan diri sendiri. - Memanipulasi keadaan
Cuci tangan dan lempar tanggungjawab pekerjaan kepada rekan kerja yang dianggap rendah. - Bercanda di luar batas
Mengolok-olok atau menjadikan rekan kerja/ anak buah sebagai bahan becanda tetapi untuk ditertawakan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!