Pertanyaannya, apakah hanya pemerintah dalam hal ini Kominfo dan Kemenkes yang peduli Covid segera berakhir? Â Di luar akal sehat mendengar suara sumbang nyinyir mentertawakan dan menjuluki PeduliLindungi aplikasi dewa? Â Saya jadi ingin balik bertanya, apakah suara sumbang ini peduli?Â
Ngakaknya label "dewa" oleh kaum nyinyir pada aplikasi PeduliLindungi. Â Terserahlah, demokrasi saja kita mau memberi label apapun. Â Tetapi, kenyataannya memang aplikasi ini membantu kita kembali beraktivitas dengan memberi rasa aman.
Buktinya, PeduliLindungi mencatat sebanyak 3.830 orang positif COVID-19 terlacak keluyuran ke fasilitas publik, mulai dari mal atau pusat perbelanjaan, bandara, restoran, hingga perkantoran. Â Bagaimana mereka terungkap, adalah berkat aplikasi PeduliLindungi yang menjadi syarat untuk masuk berbagai fasilitas umum.
Sejatinya keberadaan aplikasi ini tidak membuat alergi, dibenci dan asing di negerinya sendiri. Â Berpikirlah revolusioner, bagaimana kita bisa maju, jika buatan anak bangsa justru dibenci oleh bangsanya sendiri. Â Hanya karena, halu mengarang bebas demi memenuhi nafsu ngoceh. Â Sementara yang diperjuangkan dengan keberadaaan aplikasi ini nyawa. Â Agar pandemi diredam dan bangsa ini sesegeranya bangkit.Â
Sebagai aplikasi wajib, Menkominfo Johnny Plate mengatakan sebanyak 32 juta orang telah mengunduh sejak awal September. Â Semoga saja kepedulian melawan Covid bukan milik Kominfo. Â Tetapi juga kita, termasuk memberikan tempat untuk karya anak bangsa, aplikasi PeduliLindungi yang peduli
Jakarta, 16 September 2021
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H