Seru dan meriah jika aku mengingatnya kembali kini. Â Tidak terasa 5 tahun kulewati di Kota Balikpapan. Â Seiring waktu aku belajar menyesuaikan dengan keadaan, dan menurutku itu seru. Â Mensyukuri kemarau dan hujan sama baiknya. Â Nyatanya, aku jatuh cinta terhadap kota ini.
Mungkin jika bukan dikarenakan tinggal di Balikpapan, aku tidak tahu mensyukuri keberadaan air. Â Sebab air berlimpah di pulau Jawa, setidaknya jauh lebih baik dari kemudahan dan kualitasnya.
Jika bukan karena Balikpapan, maka aku tidak tahu mensyukuri panas menyengat. Â Sebab, perjalanan hidup pernah membawaku jauh ke negeri orang. Â Dimana dingin justru berbalik menusuk tulang.
Kesimpulannya aku sih, hujan tanpa kemarau adalah hambar, demikian juga sebaliknya. Â Tidak ada yang salah dari kedua musim ini. Â Semuanya berpulang dari cara kita mempersiapkan kedatangan setiap musim, dan cara kita menjaga bumi.
Jakarta, 6 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H