Kurangnya literasi sering kali membuat orang gagal paham. Â Tidak heran Johnny Plate Menteri Komunikasi dan Informatika terus mengaungkan pentingnya literasi di era digital. Â Kenapa, karena terbukti dengan ketika gegernya sertifikat vaksin orang nomor satu negeri ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beredar. Â Tidak pakai lama, langsung saja warganet dan masyarakat menuding kebocoran terjadi di Kominfo. Â Pertanyaannya, apa iya ataukah ini hanya gorengan renyah saja?
Yuks...sebelumnya lebih baik kita kenali dahulu pentingnya mendownload aplikasi PeduliLindungi di AppStore dan Playstore. Â Sebab kehadiran aplikasi ini agar pemerintah bisa melakukan penelusuran sekaligus sebagai pemindai kesehatan masyarakat. Â Sehingga menjaga dan melindungi kita dari Covid-19.Â
Inilah fungsi memiliki aplikasi PeduliLindungi, yaitu:
- Mengakses Sertifikat Vaksi Covid-19
- Pelacakan penyebaran Covid
- Memberi informasi zonasi dan keramaian
- Pemeriksaan kesehatan
- Sebagai syarat masuk mal atau tempat perbelanjaan
- Syarat bepergian
Mirisnya geger beredarnya sertifikat vaksin Jokowi diasumsikan sebagai kebocoran pada aplikasi PeduliLindungi, dan "kegagalan" Kominfo. Â
Padahal faktanya, tidak ada kebocoran pada aplikasi PeduliLindungi, tidak ada system yang direntas. Â Bandingkan dengan ketika data 279 juta penduduk Indonesia milik BPJS Kesehatan menyebar di situs di luar negeri dan diperjual-belikan. Â
Saat itu berita terjadi perentasan dan kebocoran dari orang dalam cukup santer. Â Adapun sikap Kominfo sendiri sangat jelas, langsung memblokir situs raidforums.com dan akun Kotz. Â Kemudian kasus pun berlanjut secara hukum.
Kembali kepada aplikasi PeduliLindungi, bukan Kominfo yang gagal. Â Tetapi, kegagalan memahami dan kurang literasilah yang membuat orang mengira aplikasi ini tidak aman. Â Sebab yang terjadi pada sertifikat vaksin Jokowi karena ada pelaku yang login dengan dengan menggunakan nama serta NIK milik Jokowi. Â
Diduga pelaku mendapatkannya dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014 situs KPU. Â Sedangkan tanggal Jokowi divaksin dengan mudah ditemui di media. Â Artinya, jelas disini tidak ada kebocoran data pada system aplikasi PeduliLindungi.Â
Diketahui juga berita beredarnya sertifikat vaksin Jokowi sendiri sejak 3 September lalu. Â Sementara Kominfo sudah melakukan migrasi sistem PeduliLindungi ke Pusat Data Nasional pada 28 Agustus lalu. Â Meliputi migrasi sistem, layanan aplikasi, dan juga database aplikasi Pedulilindungi. Â Sehingga, rasanya lebih tepat mengatakan kejadian ini sebagai penyalahgunaan indentitas orang lain. Â Bukan kebocoran data, yang berujung potensi menyesatkan masyarakat.Â
Tetapi, bak ritual segala yang menyangkut pandemi "digoreng" renyah. Â Lihat saja kebijakan atau isu pemerintah lainnya misalnya, PSBB, PPKM, hingga vaksin selalu saja gaduh. Â Termasuk sekarang blunder PKS yang "menggoreng" menyebutnya sebagai kebocoran data? Â Kocak, entah hal baik apa yang sudah dibuat partai ini untuk mengatasi pandemi. Â Di saat pemerintah tengah berupaya mengembalikan masyarakat dapat beraktivitas kembali dengan hadirnya aplikasi PeduliLindungi.