Kekayaan warisan kain tradisional Indonesia sangat beragam, dan salah satunya adalah songket. Â Bahkan masyarakat Indonesia tidak asing dengan songket Palembang yang kerap dikenakan dalam berbagai acara adat.
Konon kabarnya songket berasal dari perdagangan antara Tiongkok dan India di zaman dulu. Â Itulah sebabnya songket diyakini sebagai sebuah akulturasi dua budaya negara tersebut. Â Di mana masyarakat Tionghoa menyediakan benang sutera dan pedagang India menyediakan benang emas dan perak.
Songket banyak digunakan dalam berbagai acara adat. Â Terutama perempuan Batak, yang selain ulos juga tidak lepas dari songket. Â Memadu padankan songket dengan kebaya membuat tampilan terlihat mewah dan pastinya cantik. Â Ini tidak lain dikarenakan songket ditenun dengan perbaduan benang emas dan perak, dan kombinasi warna yang menarik serta beragam.
Aku sendiri termasuk satu dari perempuan Batak yang memiliki koleksi songket. Â Tetapi, dikarenakan harganya lumayan menguras kantong, maka songketku ini lebih banyak didapat dari warisan mama. Â Kembali, berhubung harganya selangit itulah, aku pun merawatnya sepenuh hati. Meski perawatan songket ini unik dan gampang susah.
Semoga bermanfaat, inilah caraku merawat songket:
- Jangan dicuci, songket berbeda dengan kain jenis lain. Â Sebab tidak perlu dicuci dengan deterjen, melainkan cukup dianginkan selama 24 jam setelah pemakaian. Â Aku sendiri, terkadang memilih mencuci songket di dry clean jika kondisi songket sudah sangat kotor.
- Jangan dijemur dibawah sinar matahari langsung, tetapi cukup dibawah sinar redup. Â Ini dimaksudkan untuk menjaga warna songket agar tidak pudar.
- Jika ingin menyetrika songket guna alas kain tipis, ini perlu untuk menjaga kwalitas songket. Â Sehingga nantinya cukup alas yang bersentuhan langsung dengan panas strika.
- Jangan dilipat, tidak disarankan melipat songket ataupun menumpuknya diantara kain lain. Â Dikhawartirkan akan merusak benang emas pada songket. Â Sehingga, lebih baik jika digulung dengan menggunakan pipa kardus. Â Kemudian gulungan ini dibungkus dengan kertas, dan bukan plastik. Â Sebab plastik dapat membuat songket berjamur.
- Gunakan cengkih atau merica, agar songket awet dan terhindar dari kutu, maka disarankan menggunakan beberapa biji merica atau cengkeh. Â Masukkan biji merica atau cengkeh yang telah ke dalam plastik yang telah dilubangi. Â Lalu gantunglah berdekatan dengan gulungan songket.
- Mengganti puring, sebaiknya puring pada kain songket yang sudah dijahitkan diganti setahun sekali. Â Sebab inilah bagian yang langsung bersentuhan dengan pemakai.
- Pastikan untuk mengechek kondisi koleksi songket sesekali, penting agar kita yakin tidak ada jamur.
Songket sebenarnya beragam, tidak hanya dari Palembang. Â Indonesia juga mengenal songket Bali, Padang, Sumba, bahkan Makasar. Semuanya memiliki ciri lewat permainan motif dan benang. Â Tetapi secara keseluruhan cara perawatannya sama.
Semoga caraku merawat songket dapat menjadi masukan. Â Sebab inilah caraku merawat warisan songket dari mama, yang nantinya akan kuwariskan kepada putriku.
Jakarta, 29 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H