Jagat maya kembali heboh dengan video seorang pria berkumis yang penasaran membuktikan vaksin Covid-19 konon mengandung magnet. Â Di video tersebut si bapak ini menempelkan uang logam Rp 1000 di lengan bekas vaksin, dan memang menempel.
Dikutip dari kompas.com tidak hanya pembuktian lewat video, si bapak ini pun melengkapi dengan narasi "meresahkan" sih sebenarnya.
"Assalamualakum, selamat malam, salam sejahtera dan salam sehat selalu untuk kita semua di manapun kalian berada. Divideo-video yang kita lihat, abis divaksin katanya ada magnet setelah divaksin. Â Nah sekarang saya akan membuktikan sendiri ada tidaknya magent di bekas suntikan itu. Â Nah sekarang saya buktikan, ini bekas suntikan saya masih ada, kemudian saya siapkan uang logam Rp 1.000 saya letakan di bekas suntikan, dan saya lepas saja nah dia nempel. Â Ternyata benar, ada daya tarik saat mendekat ke tubuh kita. Â Jadi bukan hoaks, tetapi ternyata benar. Â Kita tidak tahu apa maksud dan tujuannya ini, semoga kita selalu sehat walafiat selalu. Terima kasih, Assalamualakum.
Pertanyaan kita bersama tentunya, apakah mungkin vaksin tersebut mengandung magnet? Â Ehhhmmm...mungkin inilah perlunya kita berhati-hati dalam segala hal. Â Jangan karena ketidaktahuan kita justru mempermalukan diri sendiri, dan terburuk jadi menyesatkan orang lain.
Kementrian Kesehatan lewat Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa isu dalam video tersebut tidak benar.
"Ini hoax ya," ujar Nadia. Â Dikutip dari: Kompas.com
"Vaksin mengandung bahan aktif dan nonaktif, di mana bahan aktif berisi antigen dan bahan non aktif berisi zat untuk menstabilkan, menjaga kualitas vaksin agar saat disuntikkan masih baik, ada pun jumlah cairan yang disuntikkan hanya 0,5 cc dan akan segera menyebar di seluruh jaringan sekitar, sehingga tidak ada carian yang akan tersisa di tempat bekas suntikan," ujar Nadia. Â Dikutip dari: detik.com
Alangkah baiknya di dalam segal hal kita berpikir jernih. Â Termasuk mengenai hoaks vaksin ini dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu:
Pertama, mari kita berpikir dengan logika cerdas sederhana, apakah mungkin vaksin yang notabene cairan mengandung besi? Â Sebab seperti yang kita pelajari ketika SD, bahwa bahan baku magnet adalah besi. Â Mungkinkah walau dalam bentuk partikel terkecil sekalipun besi dimasukkan ke dalam larutan vaksin?
Kedua, bahan baku koin logam adalah almunium, nikel dan kuningan. Â Sebagai tambahan informasi, uang logam Rp 1.000 terbuat dari cupro-nikel di lapisan luar dan aluminium bronze di lapisan dalam. Â Almunium bukanlah besi, sehingga almunium tidak mengandung magnet, dan tidak bisa melakukan daya tarik menarik seperti di video tersebut.
Ketiga, bahwa koin bisa menempel di kulit karena adanya minyak dan keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia, dan daya gesek lainnya sehingga menimbulkan daya magnet. Â Buktinya jika koin logam kita letakkan di dahi dipastikan menempel. Â Kemudian, kita juga bisa ambil contoh lainnya, penggaris plastik ketika digesekkan ke rambut saja menimbulkan daya magnet. Â Buktinya, helai rambut kita ikut terangkat. Â Tetapi apa iya, kita akan mengatakan shampoo yang kita gunakan mengandung magnet? Â Tidak, sebab inilah yang disebut dengan listrik statis. Â Silahkan mempelajarinya sendiri mengenai ini.
Keempat, penjelasan mengenai kandungan vaksin pun diperkuat oleh seorang peneliti vaksin, Dr Thomas Hope, bahwa vaksin Covid-19 pada dasarnya terdiri dari protein dan lipid, garam, air, dan bahan kimia yang menjaga pH. Â Dengan kandungan yang ada, tidak ada bahan apa pun yang dapat berinteraksi dengan magnet.
Inilah pelajaran berharga untuk kita semua, agar bertanggungjawab dan sangat berhati-hati ketika menyampaikan segala hal. Â Kesalahan menyampaikan informasi akan menyesatkan. Â Terlebih saat ini pemerintah sedang berupaya keras mengatasi pandemi Covid-19.
Harusnya sebagai rakyat Indonesia, kita menaruh kepercayaan dan ambil bagian. Â Salah satu caranya, selain patuh kepada protokol kesehatan adalah dengan mendukung vaksin Covid-19.
Perlu kita semua sadari, bahwa bicara pandemi bukan mengenai keselamatan diri sendiri. Â Tetapi, pandemi juga bicara mengenai keselamatan nyawa orang lain, dan bahkan dunia. Â Sehingga peran serta dari semua pihak tanpa terkecuali sangatlah dibutuhkan.
Jakarta, 29 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H