Selamat sore diary, melepas rindu tentang masa kecilku. Â Cerita diriku yang bertumbuh dengan berbagai buku cerita.
Bermulanya dari setiap kali kenaikan kelas. Â Ketika itu mama selalu mengajak kami mencari keperluan sekolah ke Toko Gunung Agung. Â Di zamanku, toko ini terkenal loh diary. Â Lalu, mama membiarkan kami seharian diantara rak-rak buku. Â Alhasil, tanpa disadari kami jatuh hati pada buku cerita.
Heheh.... seingatku, aku selalu kalap memborong buku-buku karya Hans Christian Andersen, misalnya Thumbelina, Putri Duyung, Itik Buruk Rupa, dll. Â Lalu buku karya Enid Blyton, misalnya Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu, Malory Towers, St. Clare's, dll. Â Kemudian karya Herge, serial Tintin yang melegenda. Â Bahkan khusus untuk Tintin, aku punya kaos-kaosnya loh! Â Hahahah...
Bisa dibilang koleksi buku ceritaku lengkaplah! Â Padahal ini belum termasuk karya Disney, Majalah Bobo yang berlangganan di sekolah, dan beberapa buku cerita lainnya seperti Candi-Candi ataupun komik lucu menggelitik Lucky Luke. Â Wow...mantap!
Kocaknya, aku ikutan terpengaruh cerita Malory Towers dan St. Clare's karya Enid Blyton. Â Gara-gara, kedua buku ini bercerita tentang kehidupan sekolah berasrama. Â Lalu, berkhayallah aku seperti mereka.
Yup, kebetulan ketika SMP aku dititipkan di Jakarta saja bersama Ompung. Â Sedangkan kedua orang tuaku bertugas di Kalimantan. Â Kebetulan juga aku diterima di sekolah favorit Katholik khusus putri di daerah Lapangan Banteng Jakarta, bersebelahan dengan Gereja Kathedral.
Wuihhh....jangan ditanya killernya para guru dan suster (biarawati) di sekolahku itu. Â Kebangetan disiplin, karena urusan pakaian dan rambutpun super ketat! Â Siswi berambut panjang harus diklabang dua ala jadul, dengan pita merah mirip pita kado. Â Lanjut dengan lorong-lorong di sekolah yang bergema karena memang bangunan lama.
Ehhhmmm...jadilah aku ketika membaca Malory Towers ataupun St. Clare's berkhayal akut. Â Aku larut dalam cerita kedua buku ini. Â Suka banget dengan keisengan si kembar Pat dan Isabel O'Sullivan dalam St. Clare's yang benar-benar seru. Â Bahkan tokoh-tokoh seperti Gwendoline dan Darrell Rivers di Malory Towers menurutku juga ramai.Â
Aku tahu banget serunya belajar di sekolah yang muridnya putri semua. Â Meskipun sekolahku tidak berasrama, tetapi kami sering iseng karena kesal dengan peraturan yang membosankan. Â Serius, aku merasa seperti robot ketika bersekolah di SMP ku dulu. Â Hikss...hiks.....
Ada satu bagian yang selalu menjadi favoritku ketika membaca, yaitu bagian pesta tengah malam. Â Hahah...di kedua buku ini selalu menceritakan keseruan pesta tengah malam, atau kejutan mencuri kesempatan ngemil kiriman orang tua.