Berangkat dari curhat di FB, dan caraku berceritalah yang membuat seorang teman menganjurkanku menulis. Â Heheh..itulah yang aku lakukan sekarang, menjadi penulis lepas. Â Hal yang kemudian membawaku kepada komunitas baru, komunitas penulis. Â Ujungnya, aku jadi bertambah teman. Â Walaupun aku belum pernah bertemu satu pun dari mereka.
Lalu, apakah medsos adalah diriku? Â Iya, medsos adalah diriku, ceritaku.
Menjadi penulis lepas di Kompasiana misalnya, dengan berbagai topik pilihan aku mencoba menuangkan tulisan menurut pendapat, pikiran dan kata diriku. Â Aku tidak menjadi pribadi yang berbeda demi terlihat baik ataupun sempurna.
Di beberapa tulisan aku bercerita pengalaman dan suasana hatiku. Â Aku juga pernah bercerita tentang pengalaman belajar di negeri orang, sambil berjibaku bekerja sambilan menjadi waitress, tukang ketik, pembersih di restauran dan catering, bahkan pembersih rumah seorang nenek tua, Ms. Smith. Â Bahkan aku juga bercerita tanpa malu bahwa barang-barang yang aku miliki ketika menjadi mahasiswa asing adalah pemberian orang, atau sekalipun beli, yah barang bekas yang aku beli dari upah kerja sambilan.Â
Mungkin, ada pendapat aku ngarang, pencitraan, ember atau apalah. Â Heheh..., maklumin saja karena kita tidak bisa menghentikan opini orang. Â Tetapi, untukku berbagi di medsos adalah untuk berbagi pengetahuan, dan mudah-mudahan bisa menginspirasi.
Satu hal menarik lain sebagai contoh, percaya tidak percaya, pernah lama aku tidak menulis, atau posting masakan di status WA. Â Beberapa teman lalu bertanya, karena biasanya kami memang bertukar ilmu memasak akibat postingan. Â Yup, kira-kira begitulah potret diriku yang ternyata sudah melekat.
Sehinggga untukku medsos yang dunia maya adalah potret diriku di dunia nyata. Â Aku yang senang menulis, senang masak, dan senang jalan-jalan.
Jakarta, 6 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H