Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sukacita Mamaku Divaksin Lansia

18 Maret 2021   21:27 Diperbarui: 18 Maret 2021   23:51 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lega dan plong kepala mumetku setelah nyaris 2 bulan memikirkan vaksin lansia untuk Mama yang Juni nanti genap berusia 79 tahun.  Tunggu.... jangan salah, Mamaku ini super aktif sekalipun usianya senja, dan kondisinya di atas kursi roda akibat stroke sejak 20 tahun lalu.  Bersukacita dan mengucap syukur begitu selalu Mama menyemangati hidupnya.

Tetapi, tidak untuk aku yang galau nggak karuan sejak pandemi.  Beribu tanya di kepala, dan banyak orang yang aku tanyai mengenai vaksin lansia.  Termasuk mencoba beberapa link yang dishare sahabat-sahabatku.  Tetapi, no luck tidak ada jadwal konformasi setelah lebih dari 2 minggu kami menunggu.  Padahal beberapa orang konon mendapatkan konformasi.

Berpikir mencoba untuk vaksin drive thru bukan hal mudah, karena aku dan adekku memiliki keterbatasan membawa Mama.  Makin penuh kepalaku dengan kekhawatiran info yang beredar mana yang benar.  Bagaimana membawa Mama jika menggunakan taxi atau taxi online, aman nggak yah  Duuuhhh....intinya makin banyak bertanya, makin sesat justru aku.  Hahah..

Simsalabim....Pak RT di lingkungan datang via WA meminta aku menyiapkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) segera, karena besok pagi hari terakhir untuk diserahkan ke Kelurahan.  Dubrakkk...secepat kilat langsung aku siapkan.  Tetapi, abrakadabraaa....lagi...malamnya Pak RT dengan santai mengatakan, "Besok si Mama divaksin yah, dan bawa KTP serta no WA yang bisa dihubungi."

Eaalllaa...napa sih Pak RT doyan banget main kaget-kagetan begini.  Tetapi demi Mama, langsung aku mengatur strategi bersama adekku.  Yup, ini kesempatan terbaik bisa membawa Mama di vaksin Covid.  Letaknya di sebuah SMP Negeri tidak jauh dari rumah kami, dan disana tergabung 10 RT.  Hanya sehari pada Kamis, 18 Maret ini, mulai pukul 08.00 -- 14.00 WIB.  Ini artinya kesempatan emas!

Ternyata...oo...ternyata, banyak bertanya tidak jadi sesat di jalan akhirnya.  Aku jadi tahu harus bagaimana mempersiapkan Mama untuk dibawa vaksin.  Inilah yang aku persiapkan ketika membawa Mama:

  • Menyiapkan dokumen fotocopi KK dan KTP (untuk berjaga)
  • Menjelaskan sekilas tentang vaksin Covid
  • Datang lebih awal 1 jam sebelumnya.
  • Sarapan pagi sebelum berangkat.
  • Tidur lebih cepat malamnya sebelum vaksin agar tubuh fit.
  • Memastikan kondisi kesehatan Mama tidak sedang sakit, dan pastikan cukup istirahat.
  • Meminta Mama mengenakan baju lengan pendek
  • Melengkapi Mama dengan masker dan sanitizer
  • Membawa minuman dan makanan kecil supaya ketika menunggu tidak kesal atau bad mood.
  • Memesan taxi atau taxi online (pilihan)
  • Mengetahui pasti lokasi vaksin diadakan.

Mantap sudah persiapan kami bertiga, Mama, adekku dan aku sendiri.  Hahah...jam 06.45 taxi berwarna biru sudah menunggu manis.  Kami pun menuju lokasi dengan lancar, seperti tol tanpa hambatan sekitar pukul 07.00 meninggalkan rumah.

Tiba di lokasi, tampak kira-kira 10 orang lansia sudah menunggu.  Mereka duduk mengikuti protokol kesehatan, dengan kursi berjarak yang sudah disiapkan.  Menggunakan masker saling bercakap menaruh harap.  Sementara Mamaku tampak antusias sekali untuk segera divaksin.  Hahah...maklum sudah lama Mama menunggu kabar sukacita ini.

Akhirnya tiba juga pukul 08.00 dan seorang petugas tampak mendekat meja memulai prosedur vaksinasi.  Singkat cerita, inilah beberapa tahapan yang dilalui Mama untuk mengikuti vaksin lansia, yaitu:

  1. Pendataan
    Para lansia/ pendamping melakukan pendataan dengan menunjukkan KTP, dan petugas mencari nama lansia tersebut di lembar kertas mereka berdasarkan RT/ RW.  Disini dipastikan apakah terdata atau tidak.  Sedikit masalah tadi, karena Mamaku tidak terdata, tidak ada di daftar mereka.  Padahal KK dan KTP sudah aku berikan kepada Pak RT.  Tetapi tenang, tidak jadi soal karena bisa didaftarkan langsung dengan menunjukkan KTP.  Bukti bahwa Mama memang berumur lansia.  Selesai, kami pun diminta ke meja validasi.

  2. Validasi dan Ambil Nomor
    Di meja kedua ini kembali Mama datanya divalidasi, dan diberikan nomor urut.  Mama mendapatkan nomor urut 3.  Setelahnya kami diminta menunggu untuk dipanggil menuju meja data kesehatan.

  3. Data Kesehatan
    Setelah menunggu 10 menit, nomor 3 dipanggil.  Bersama adekku, kami membawa Mama menuju meja kesehatan.  Di meja ini ditanyain apakah mama peserta BPJS atau tidak.  Lalu kami diberikan lembar kertas kecil, dan diminta menuju meja screening.

  4. Screening
    Di pojok screening ada dua tahapan yang Mama lalui, yaitu:
    Periksa tensi/ suhu, dan Mama aman mulus dengan tensi 139/76 serta suhunya 36.6 C.  Lembar kertas itu pun diisi petugas untuk dibawa ke sesi tanya jawab oleh dokter.
    Sesi tanya jawab, disini dilakukan oleh dokter yang menanyakan lumayan banyak pertanyaan, lebih dari 20 aku rasa.  Pada intinya pertanyaan mengenai kondisi Mama, apakah ada keluarga terpapar/ pernah terpapar.  Apakah pernah divaksin, apakah memiliki sakit serius seperti kanker, jantung, diabetes dll.  Juga menanyakan apakah Mama mengkonsumsi obat tertentu, dan seberapa rutin memeriksa kesehatannya.  Lengkap semua pertanyaan dijawab lancar oleh Mama sendiri, dan lanjut kami diminta ke ruang vaksin.

  5. Vaksin
    Di ruang ini sudah menunggu beberapa dokter dalam bilik terpisah yang memberikan suntikan kepada para lansia.  Ruangannya rapi, bersih dan pendingin ruangan menambah nyaman para lansia.  Kami pun pendamping diperbolehkan mendampingi di ruangan ini.  Lalu Mama mendapatkan vaksin Sinovac sebanyak 0.5 cc yang disuntikan di lengan kanannya.  Lembar kertas kecil itupun ditandai serta dikembalikan kepadaku untuk lanjut ke tahap berikut, tanya jawab daya ingat lansia.

  6. Daya Ingat
    Di sesi ini Mama ditanyakan kembali beberapa pertanyaan terkait kesehatannya, juga tanggal serta bulan kelahirannya.  Bahkan Mama juga ditanyai siapa presiden kita saat ini, serta presiden pertamannya.  Lalu mengenai makanan kesukaannya Mama apa, dan matematika sederhana, hitungan mundur.  Ehhmm...menurutku sih ini untuk memastikan para lansia masih memiliki daya ingat cukup baik atau tidak.  Setelahnya, kami pun diminta menunggu untuk observasi, lembar kertas kecil itu pun disimpan mereka.  Kami pun menunggu selama 30 menit di ruang yang nyaman, dan adem itu.  Hingga tidak terasa 30 menit sudah rupanya, dan selama itu Mama tidak merasakan apapun.  Justru asyik bercerita denganku tentang para lansia yang berada satu ruangan dengan kami.  Kami bertiga kaget karena nama Mama disebut, dan rupanya 30 menit observasi sudah selesai, kami lanjut ke tahap berikutnya.

  7. Penjadwalan
    Ini tahap terakhir setelah 30 menit observasi.  Mama ditanyai apakah ada keluhan, dan karena semua aman kami diberikan lembar kertas untuk jadwal suntikan ke 2, yaitu 48 hari dari hari ini suntikan pertama.  Nantinya, mengenai lokasi vaksin akan diinfokan lewat WA yang sudah terdata, ataupun dari RT setempat.  Di lembar tersebut juga ada nomor telepon dokter yang bisa dihubungi jika terdapat reaksi atau hal yang ingin ditanyakan terkait vaksin lansia Mama.

Total keseluruhan ada 7 tahapan yang dilalui.  Dari pukul 08.00 WIB Mama didata, hingga akhir divaksin memakan waktu +/- 45 menit.  Persisnya kami meninggalkan lokasi vaksin sekitar pukul 08.45.

Wow...mantapnya, Mama tetap terlihat bersemangat sekali.  Senyam dan senyumnya menandakan sukacita berhasil menyelesaikan vaksin pertama.  Hehehh..., dan aku kemudian mengajak Mama serta adekku untuk bersantai sedikit di restaurant cepat saji yang kebetulan berada di seberang lokasi vaksin.

Nyamm....nyamm...ludes dengan lahap Mama menikmati ayam goreng, nasi dan segelas es lemon teh.  Lagi-lagi, wajah Mama luarbiasa bahagia dan tidak sabar ingin berbagi cerita dengan keluarga besar.

Aku dan adekku juga tentunya senang.  Akhirnya kami berhasil membawa Mama untuk divaksin lansia.  Tidak sedikitpun ada hambatan ketika membawa Mama.  Seluruh petugas dan dokter di lokasi sangat sigap, ramah serta komunikatif. 

Sesampai di rumah, termasuk Mama, kami langsung mandi dan mengganti seluruh baju.  Mama pun kemudian tidur kembali hingga jam makan siang.  Semua berjalan aman, hingga sore ini Mama asyik bercerita sudah berbagi sukacita kepada keluarga kalau dirinya sudah divaksin, dan puji Tuhan tidak merasakan keluhan.

Bahkan dengan percaya diri Mama menasehatiku bahwa dirinya harus menjaga kesehatan dan prokes sekalipun sudah divaksin.  Vaksin bukan berarti kebal, melainkan untuk memperkecil kemungkinan terpapar atau kritis, begitu kata Mama.  Hahah...hebat khan si Mama.

Tuhan itu baik, karena memberi jalan Mama bisa divaksin kali pertama.  Dia juga baik karena Mama dijagaNya.  Percaya untuk vaksin suntikan kedua, juga pasti berjalan dengan baik dengan penyertaan Dia.

Ingat, vaksin bukan untuk kita saja, tetapi juga untuk saudara, sahabat dan kerabat terkasih.  Satu kita bersama melawan pandemi, baik tua maupun muda untuk Indonesia! 

Jakarta, 18 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun