Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sukacita Mamaku Divaksin Lansia

18 Maret 2021   21:27 Diperbarui: 18 Maret 2021   23:51 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Screening
    Di pojok screening ada dua tahapan yang Mama lalui, yaitu:
    Periksa tensi/ suhu, dan Mama aman mulus dengan tensi 139/76 serta suhunya 36.6 C.  Lembar kertas itu pun diisi petugas untuk dibawa ke sesi tanya jawab oleh dokter.
    Sesi tanya jawab, disini dilakukan oleh dokter yang menanyakan lumayan banyak pertanyaan, lebih dari 20 aku rasa.  Pada intinya pertanyaan mengenai kondisi Mama, apakah ada keluarga terpapar/ pernah terpapar.  Apakah pernah divaksin, apakah memiliki sakit serius seperti kanker, jantung, diabetes dll.  Juga menanyakan apakah Mama mengkonsumsi obat tertentu, dan seberapa rutin memeriksa kesehatannya.  Lengkap semua pertanyaan dijawab lancar oleh Mama sendiri, dan lanjut kami diminta ke ruang vaksin.

  • Vaksin
    Di ruang ini sudah menunggu beberapa dokter dalam bilik terpisah yang memberikan suntikan kepada para lansia.  Ruangannya rapi, bersih dan pendingin ruangan menambah nyaman para lansia.  Kami pun pendamping diperbolehkan mendampingi di ruangan ini.  Lalu Mama mendapatkan vaksin Sinovac sebanyak 0.5 cc yang disuntikan di lengan kanannya.  Lembar kertas kecil itupun ditandai serta dikembalikan kepadaku untuk lanjut ke tahap berikut, tanya jawab daya ingat lansia.

  • Daya Ingat
    Di sesi ini Mama ditanyakan kembali beberapa pertanyaan terkait kesehatannya, juga tanggal serta bulan kelahirannya.  Bahkan Mama juga ditanyai siapa presiden kita saat ini, serta presiden pertamannya.  Lalu mengenai makanan kesukaannya Mama apa, dan matematika sederhana, hitungan mundur.  Ehhmm...menurutku sih ini untuk memastikan para lansia masih memiliki daya ingat cukup baik atau tidak.  Setelahnya, kami pun diminta menunggu untuk observasi, lembar kertas kecil itu pun disimpan mereka.  Kami pun menunggu selama 30 menit di ruang yang nyaman, dan adem itu.  Hingga tidak terasa 30 menit sudah rupanya, dan selama itu Mama tidak merasakan apapun.  Justru asyik bercerita denganku tentang para lansia yang berada satu ruangan dengan kami.  Kami bertiga kaget karena nama Mama disebut, dan rupanya 30 menit observasi sudah selesai, kami lanjut ke tahap berikutnya.

  • Penjadwalan
    Ini tahap terakhir setelah 30 menit observasi.  Mama ditanyai apakah ada keluhan, dan karena semua aman kami diberikan lembar kertas untuk jadwal suntikan ke 2, yaitu 48 hari dari hari ini suntikan pertama.  Nantinya, mengenai lokasi vaksin akan diinfokan lewat WA yang sudah terdata, ataupun dari RT setempat.  Di lembar tersebut juga ada nomor telepon dokter yang bisa dihubungi jika terdapat reaksi atau hal yang ingin ditanyakan terkait vaksin lansia Mama.
  • Total keseluruhan ada 7 tahapan yang dilalui.  Dari pukul 08.00 WIB Mama didata, hingga akhir divaksin memakan waktu +/- 45 menit.  Persisnya kami meninggalkan lokasi vaksin sekitar pukul 08.45.

    Wow...mantapnya, Mama tetap terlihat bersemangat sekali.  Senyam dan senyumnya menandakan sukacita berhasil menyelesaikan vaksin pertama.  Hehehh..., dan aku kemudian mengajak Mama serta adekku untuk bersantai sedikit di restaurant cepat saji yang kebetulan berada di seberang lokasi vaksin.

    Nyamm....nyamm...ludes dengan lahap Mama menikmati ayam goreng, nasi dan segelas es lemon teh.  Lagi-lagi, wajah Mama luarbiasa bahagia dan tidak sabar ingin berbagi cerita dengan keluarga besar.

    Aku dan adekku juga tentunya senang.  Akhirnya kami berhasil membawa Mama untuk divaksin lansia.  Tidak sedikitpun ada hambatan ketika membawa Mama.  Seluruh petugas dan dokter di lokasi sangat sigap, ramah serta komunikatif. 

    Sesampai di rumah, termasuk Mama, kami langsung mandi dan mengganti seluruh baju.  Mama pun kemudian tidur kembali hingga jam makan siang.  Semua berjalan aman, hingga sore ini Mama asyik bercerita sudah berbagi sukacita kepada keluarga kalau dirinya sudah divaksin, dan puji Tuhan tidak merasakan keluhan.

    Bahkan dengan percaya diri Mama menasehatiku bahwa dirinya harus menjaga kesehatan dan prokes sekalipun sudah divaksin.  Vaksin bukan berarti kebal, melainkan untuk memperkecil kemungkinan terpapar atau kritis, begitu kata Mama.  Hahah...hebat khan si Mama.

    Tuhan itu baik, karena memberi jalan Mama bisa divaksin kali pertama.  Dia juga baik karena Mama dijagaNya.  Percaya untuk vaksin suntikan kedua, juga pasti berjalan dengan baik dengan penyertaan Dia.

    Ingat, vaksin bukan untuk kita saja, tetapi juga untuk saudara, sahabat dan kerabat terkasih.  Satu kita bersama melawan pandemi, baik tua maupun muda untuk Indonesia! 

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun