Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukan Transgender, Sersan Wanita TNI Aprilia Manganang Alami Hipospadia

9 Maret 2021   21:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   21:10 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sports.sindonews.com/

Hidup adalah anugrah, dan kita tidak bisa memilih kondisi ketika kita dilahirkan.  Tetapi, yang bisa kita lakukan adalah mengisi dan membuat hidup menjadi berarti.  Memperdebatkan antara keyakinan dan ilmu pengetahuan adalah sisi yang berbeda.  Tetapi "terperangkap" dalam tubuh atau jiwa yang berbeda adalah cerita yang sulit dipahami bagi orang lain.

Salut dan hormat kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa yang memberikan dukungan penuh kepada Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang, yang juga eks atlet voli perempuan yang pernah menuai pro-kontra.  

Sebelum pensiun sebagai atlet voli, Manganang dikenal sebagai atlet berprestasi, meskipun penampilan fisiknya perempuan tetapi tidak berkesan feminim.  Inilah yang menjadi isu tersendiri hingga perjalanan waktu membawanya kepada cerita berbeda.

Di dalam konfrensi persnya Jendral Andika menegaskan Serda Manganang lahir sebagai laki-laki dengan kelainan hipospadia.  

Bahwa Manganang lahir sebagai laki-laki dengan kelainan hipospadia, dan TNI AD membantu Manganang dalam corrective surgery sebanyak dua kali.  Saat ini, Manganang sudah menjalani operasi tahap pertama dan masih recovery di RSPAD, Jakarta.

"Sersan Manganang ini bukan transgender, bukan juga interseks.  Tidak masuk dalam kategori itu semua.  Saya tahu definisinya dan tim dokter pun tahu semua definisinya.  

Karena memang kelainan yang dialami adalah hipospadia.  Jadi selalu kembalikan ke situ," kata Jenderal Andika di Mabes AD, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).  Dikutip dari: detik.com

"Operasi ini yang saya katakan tadi adalah corrective surgery itu istilahnya atau operasi korektif.  Jadi tidak ada pergantian kelamin yang bukan administrasi tadi.  

Kalau tadi yang akan kita urus ke Pengadilan Negeri Tondano tadi kan administrasi kependudukannya.  Tetapi Manganang adalah laki-laki dan tidak ada pergantian secara fisik yang mungkin tadinya dari organ-organ kelamin wanita menjadi pria.  Itulah penegasan saya," tegasnya.  Dikutip dari: detik.com

Menurut Andika, selanjutnya nanti Manganang begitu masuk jajaran TNI AD akan menjadi bintara di komunitas ajudan jenderal.  Nantinya, Andika beserta staf akan melakukan evaluasi untuk memberikan tugas yang lebih pas.  Demikian juga dengan seluruh dokumen terkait identitas kini demi memenuhi UU akan dirubah sehingga Manganang tidak menemui hambatan nantinya.

Lalu apa itu hipospadia?

Di Amerika Serikat dialami oleh 1 dari 200 kelahiran bayi.  Hipospadia adalah cacat lahir yang dialami anak laki-laki.  Kelainan ini terjadi sejak dalam kandungan, dimana uretra terbentuk secara tidak normal pada kehamilan 8-14 minggu.  Pada orang dengan hipospadia, lubang uretra atau saluran yang membawa urine dari kandung kemih keluar tubuh tidak terletak di ujung penis.

Terdapat 3 jenis hipospadia

  1. Subkoronal, yakni pembukaan uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.
  2. Poros tengah, yakni pembukaan uretra terletak di sepanjang batang penis.
  3. Penoscrotal, yakni pembukaan uretra terletak di tempat pertemuan penis dan skrotum.

Penyebab pastinya tidak diketahui.  Sejauh ini masa kehamilan menjadi faktor penentu, seperti makanan, atau obat-obatan diduga dapat menyebabkan hipospadia.  Adapun faktor peningkat kecenderung bayi mengalami hipospadia antara lain:

  • Usia dan berat badan
    Ibu hamil diatas usia 40 tahun cenderung berpotensi melahirkan bayi dengan hipospadia

  • Perawatan kesuburan
    Perempuan yang menggunakan teknologi reproduksi untuk membantu kehamilan beresiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia

  • Hormon tertentu
    Perempuan yang mengkonsumsi hormone juga memiliki kecenderungan memiliki bayi hipospadia

  • Perokok
    Perempuan perokok atau asap rokok disinyalir berpotensi lahirnya bayi dengan hipospadia

Lalu bagaimana perawatan hipospadia tergantung dari jenis cacat yang dimiliki.  Kebanyakan kasus hipospadia memerlukan operasi atau pembedahan untuk memperbaiki cacat yang dialami.

Kembali kepada yang dialami Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang, bukan hak kita menghakimi karena kita tidak berada di posisinya.  Sebuah langkah besar yang patut kita apresiasi karena selama ini pun Manganang telah mengisi hidupnya dengan berarti sekalipun dikondisinya yang (maaf) "terperangkap".  Tetapi tidak membuat dirinya terjebak dan patah semangat.

Hal yang sama dan luarbiasa karena dukungan diberikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa beserta jajaran TNI AD.  Membuktikan sisi humanisme TNI yang mungkin sebagian orang menilai kaku.

Inilah pelajaran hidup berharga, bahwa setiap orang memiliki pergumulannya sendiri.  Bukan hak kita menilai salah dan benar seseorang, karena kita sendiri belum tentu lebih baik.  Tetapi mengisi dan menghargai hidup sebagai anugerah itu jauh lebih berarti.  Semangat dan doa terbaik untuk Manganang.

Jakarta, 9 Maret 2021

Sumber: 1 dan 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun