Kehadiran media sosial belakang ini makin kebablasan. Media sosial sejatinya menjadi ajang bersosialisasi atau bersilahturahmi. Â
Judulnya saja media sosial, di mana arti sosial itu sendiri berkomunikasi. Kehadiran media sosial akan memungkinkan kita tetap berkomunikasi tanpa jarak menjadi persoalan.
Kita ketahui, komunikasi bisa secara tertulis dan tak tertulis. Â Sebagai contohnya karya-karya literasi dikategorikan cara berkomunikasi lewat media tertulis atau non-verbal. Â
Sedangkan komunikasi atau bercakap adalah komunikasi tak tertulis atau verbal. Â Tetapi, persoalannya makin hari media sosial digunakan untuk menyerang, terutama di dunia politik. Â Lalu diperburuk situasinya ketika marak media sosial digunakan sebagai tempat curhat dan membongkar aib.
Inilah yang bikin kisruh. Â Bukan sekali atau dua kali, di kalangan artis yang "berperang" lebih memilih curhat ke media sosial, ketimbang menyelesaikan persoalannya. Â
Termasuk juga saat ini yang sedang ramai isu "Ghosting Kaesang" yang dengan vulgarnya mantan calon mertua membawa persoalan pribadi menjadi konsumsi publik.
Mungkin, inilah yang dimaksud dengan kedewasaan mengontrol diri. Â Paham, tidak mudah menahan gejolak marah, kecewa dan keputusasaan. Â Tetapi, jangan karena bermaksud ingin menyelesaikan persoalan, justru yang terjadi menambah persoalan. Â
Satu hal lagi yang pasti, media sosial bukanlah tempat curhat, karena bukan tidak mungkin yang terjadi adalah kita menelanjangi diri sendiri akhirnya.
Sebagai pertimbangan, inilah alasan penting tidak curhat di media sosial:
- Orang Lain Tidak Peduli
Mengekspos atau curhat ke media sosial tidak akan menyelesaikan persoalan, karena hanya diri kita sendirilah yang bisa menyelesaikan masalah kita. Â Ingat, kita bukan satu-satunya orang mengalami, atau pernah mengalami. Â Banyak orang lain di luar sana juga pernah mengalami kekecewaan atau kesedihan yang sama. Â Tetapi membuka aib ke dunia maya dan menjadikannya konsumsi umum adalah kesalahan fatal. - Terlihat Tidak Profesional
Sangatlah tidak profesional mengumbar sesuatu yang sifatnya privasi ke media sosial. Â Bayangkan bagaimana tanggapan koneksi, teman sejawat atau rekan bisnis memandang kita. Â Privasi kita saja tidak bisa dijaga, bagaimana bisa dipercaya untuk menjaga rahasia?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!