Dengan kita divaksin, artinya tubuh kita diharapkan memiliki sistem imun sehingga tidak mudah terjangkit virus Covid. Berarti, kita setidaknya telah memutus mata rantai penularan, melindungi sahabat, kerabat, keluarga dan orang terkasih yang ada di sekitar kita.
Sebagai informasi, inilah hal yang harus diketahui untuk menerima vaksin:
- Memberitahu jika memiliki riwayat sakit tertentu.
- Usia minimal 18 tahun, dan lansia 60 tahun ke atas juga diperbolehkan.
- Suhu badan tidak melebihi 37,5 derajat Celsius
- Tekanan darah maksimal 180/110 mmHg, dan ini dilakukan oleh petugas medis.
- Penyitas Covid yang telah sembuh 3 bulan terakhir, boleh divaksin.
- Komorbid (orang yang menderita sakit tertentu) boleh divaksin, asalkan telah mendapat persetujuan medis.
Menerima hal baru tentu tidak mudah, dan ini juga terjadi ketika vaksin terdahulu ditemukan. Pandemi sekitar 100 tahun lalu juga horor, nyaris memusnahkan 95 persen penduduk Eropa ketika itu.
Marilah kita bercermin dengan kondisi di saat ini. Â Mungkin sekarang dunia sedang dejavu karena mengulang perang melawan pandemi, dan kehilangan begitu banyak nyawa. Maaf, mempertentangkan suara yang menolak hanya akan menghabiskan waktu. Sementara setiap detik terjadi penularan yang berbarengan dengan mereka yang berpulang. Apakah diam dan menolak menjadi jawaban? Tidak perlu dijawab, cukup simpan jawaban itu di hati saja.
Semoga paham bahwa  yang dilakukan Indonesia dengan vaksin sesungguhnya demi memperjuangkan nyawa rakyat, dan juga kelangsungan negeri.  Salut dengan kesungguhan dan kebijakan presiden lewat Perpres Nomor 14 tahun 2021 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 pada 9 Februari 2021 lalu.
Sangatlah ironis setelah dengan kesungguhannya pemerintah memperjuangkan vaksin, tetapi rakyat justru melakukan penolakan. Meskipun bisa jadi penyebabnya karena kurang paham, kurang sosialisasi dan berbagai berita penyesatan lainnya.
Jika presiden menjadi orang pertama di negeri ini yang divaksin. Harusnya, kita rakyat tidak blunder justru mempercayai berita menyesatkan. Sampai-sampai menutup mata bahwa Covid mengintai tanpa ampun. Sekali lagi, maaf kita tidak bisa bermain dengan waktu!
Berpikirlah bijak. Apakah mungkin negara mempertaruhkan rakyatnya? Bahkan sekarang demi menyelamatkan rakyat dan Indonesia, negara siap bertanggungjawab. Terus, maunya bagaimana lagi?
Alangkah baiknya demi suksesnya vaksin di negeri ini, rakyat dicerdaskan dan diberikan pemahaman mengenai vaksin, dan pentingnya vaksin. Hal yang sama seperti dulu rakyat diedukasi mengenai Covid. Sehingga kita mengerti, bahwa musuh kita bukan vaksin, melainkan Covid! Menolak vaksin, secara tidak langsung membiarkan Covid merdeka.
Tidak hanya elit atas, tetapi lingkungan terkecil RT atau bahkan setiap individu saling bantu menjelaskan pentingnya vaksin untuk melawan Covid.
Bukan pekerjaan yang mudah, tetapi ini harus dilakukan. Seluruh rakyat Indonesia harus mendukung pemerintah, bersedia dan siap untuk divaksin. Bukan demi satu atau dua orang, tetapi demi seluruh negeri! Semoga ini bisa dipahami sebagai bentuk perjuangan kita.Â