Salahku Opo?

Sekalipun disapa di awal rapat.  Tetapi, hehehhe...aku itu di mute!  Iya, aku hanya bisa melihat dan mendengar pembicaraan rapat, tetapi tidak mendapatkan kesempatan bertanya, alias di mute oleh operatornya.

Pertama terjadi, aku pikir aku yang bermasalah.  Lalu dengan polos aku chatingan via WA dengan teman menanyakan apakah dia di mute? "Nggak, aku khan tadi nanya, aku bisa tuh," begitu jawaban temanku.  Lalu demi memuaskan penasaranku, aku menanyakan langsung ke pihak penyelenggara, dan jawabannya zonk alias dicuekin.

Tenang diary, kamu tidak usah khawatir karena aku tidak tersinggung kok.   Sadar banget, tidak banyak orang berani bersuara.  Sadar banget suara vokalku mengusik kenyamanan. 

Tetapi, menurutku bersuara untuk kebaikan itu lebih baik, sekalipun untuk itu aku ditandai.  Di setiap rapat akhirnya selalu dimute.  Beruntung memiliki teman yang makin kesini kami makin kompak bersuara untuk perubahan yang memajukan.  Tidak dari aku, suara itu kini terdengar lewat mereka.

Kamu pasti penasaran terus aku bagaimana?  No problemo!  Aku tetap menjadi diriku.  Berusaha berpikir baik-baik saja.  Faktanya tidak semua orang siap dikritik dengan berbagai alasan pastinya.  Salah satunya, jabatan membuat seseorang gila hormat, dan tidak siap dianggap bercela.  Bisa juga dikarenakan nilai yang dianutnya, mengganggap dirinya paling benar sedunia.

Bagaimana curhatku diary, kocak yah?  Diundang rapat, ditungguin sampai masuk link, tetapi di mute.  Salahku opo, aku nggak ngerti.  Rugi kalau sakit hati, mending disenyumin saja.   Percayalah, dunia suka melucu juga loh terkadang.  Hehhe...

Ehhhmm....berhubung hujan makin seru di luar kamarku ini.  Jadi ingin minum kopi euy... Tentunya dengan gula supaya manis.  Tetapi, bukan sebagai pemanis seperti pita kado yah.  Wokeh, kita udahan dulu yah.

Selamat malam untuk kamu diary, kertasku tak bergaris.

Jakarta, 11 Januari 2021