Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi dan Keberhasilan yang Tertunda

6 Februari 2021   21:59 Diperbarui: 6 Februari 2021   22:22 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ungkapan selalu ada hikmah dari setiap kejadian itu benar sekali.  Termasuk pandemi yang menyedihkan ini.  Tetap loh ada hikmahnya.  Nggak percaya?

Begini ceritanya, kita tahu sejak pandemi terpaksa deh harus lebih sering di rumah.  Persoalannya ketika bosan sudah tidak bisa diajak kompromi.  Kita pun berpikir keras untuk mengatasinya, "Eehhhhmmm...enaknya ngapain yah?  Heheh.... yah seperti saya ini contohnya.

Awalnya sih tersudutkan harus terjun bebas ke dapur demi membuat kedua buah hati betah di rumah.  Cara paling jitu untuk mereka sih dibuatkan camilan.  Sederhana sekali, nggak bikin puyeng mamanya.

Pucuk dicinta ulampun tiba!  Kebetulan memang suka nguprek dapur membuat ini dan itu.  Akhirnya hobi masak ini kembali saya tekuni.  

Hikss...hikss...sedikit sedih, karena di pandemi ini saya sebenarnya sedang getol-getolnya menulis.  Kepingin banget jago buat puisi dan cerpen! Mimpi, satu waktu nanti punya buku sendiri, boleh dong.  Jadi malu, tetapi boleh dong bermimpi.

Kembali ke urusan hobi memasak, akhirnya demi kedua buah hati, waktu menulis digeser ke malam hari, jika memang sudah kehabisan waktu. Sedangkan siang digunakan untuk menjelajahi segala rupa resep makanan dan minuman kekinian.

Tidak ada masalah soal resep selama ada youtube!  Di zaman sekarang segalanya bisa dipelajari, yang penting niat!  Apalagi jika hobi, pasti lebih lancar.  Sekalipun gagal, sekali atau bahkan 10 kali juga tidak masalah.  Saya justru jadi penasaran, tertantang harus bisa.  Bahasa saya, apa iya sih kalah sama tepung?  Hahhaha...

Membuat roti dan kerabatnya adalah "musuh" terbesar yang hingga kini belum sempurna bisa saya taklukan.  Tetapi, itulah hebatnya kedua buah hati, "Mama, rotinya enak banget.  Hanya sedikit keras.  Tapi kalau masih hangat sih empuk ma, jadi kita habisin buru-buru saja, dibantuin selai coklat."  Heheh...so sweet mereka menghibur emaknya.  Padahal saya juga tahu rotinya masih jauh dari sempurna.  Jelas saja kalau hangat empuk, tapi kalau sudah dingin wah...bisa untuk nimpuk bikin benjol, begitu pikir saya dalam hati geli sendiri.

Roti dan kerabatnya masih jadi tantangan terbesar, tetapi yang lainnya semua mulus!  Tidak nyombong, segala minuman kekinian, bolu gulung, cheesecake berbagai rasa, lagsana, tiramisu dan banyak lagi deh semuanya mantap jiwa!  Kedua buah hati senang bukan kepalang, dan emak juga girang.  Apalagi ketika beberapa teman tertarik untuk memesan.  Jujur, ini memang hobi lama yang kembali saya tekuni di masa pandemi.

Heheh...awalnya sih diladeni, kalau satu atau dua loyang.  Itupun dengan berbagai kondisi, apakah saya tidak sedang ribet dengan urusan lain. Maklum, semuanya dikerjakan sendiri di rumah.  Peralatan dapur di rumah juga terbatas.  Semisal ada yang pesan cheesecake hingga 15 loyang, maka jadi urusan mau disimpan dimana.  Hikss...hikksss...sedih lagi.  Tadinya bermimpi mungkin inilah saatnya saya bisa menggali potensi diri menjadi usaha.  Tetapi apa daya mau dikatakan.

Krikil sering tidak terhindari, karena kebetulan saya harus mengurusi sekolah kedua buah hati.  Iya, kebetulan saya sebagai pengurus disana.  Di masa pandemi ini kadang ada hal-hal terkait sekolah yang harus diurus.  Kebayang dong, meriahnya kalau tiba-tiba ditengah pesanan ada hal penting lain yang harus diperhatikan.

Tidak hanya itu, tidak sengaja saya "kecemplung" mengetahui dan membantu mensosialisasikan Terapi Plasma Konvalesen (TPK), yang merupakan salah satu pengobatan untuk penderita Covid dan kini gencar menjadi program nasional.  Ceritanya panjang bagaimana sampai saya terposisikan seperti sekarang.

Singkat cerita, beberapa teman dan kerabat, tidak siang atau bahkan malam sering menanyakan tentang TPK, ataupun ketersediaan plasma. Bahkan pernah, beberapa kali saya begadang demi memastikan kerabat seorang teman terbantukan.

Ehhhmmm...apa kabar dengan hobi saya?

Heheh...tidak perlu ditanya kabarnya.  Sudah kebayang untuk saat ini hobi tersebut sulit berkembang menjadi usaha seperti mimpi saya.  Saya terbentur dengan keterbatasan waktu, peralatan dan tenaga.

Apakah saya gagal dan putus asa?

Nggak dong, ngapain putus asa?  Saya tidak gagal, tetapi hanya belum saatnya saja.   Ada hal lain yang harus diprioritaskan.  Saya sadar, untuk menekuni hobi ini menjadi usaha maka dibutuhkan waktu dan kelonggaran dalam segalanya.  Sedangkan saya saat ini belum bisa.  Tetapi jika sebatas untuk menyenangkan kedua buah hati coba resep ini dan itu sih bisa.

Saya mencoba melihatnya dengan besar hati, bahwa di masa pandemi dengan pengetahuan yang ada saya bisa berbagi.  Entah secara lisan atau tulisan, saya bisa bercerita dan mensosialisasikan mengenai plasma.  Memang tidak mendatangkan cuan ketimbang jika menekuni hobi memasak.  Tetapi ada kebahagian bisa menolong dan memotivasi mereka yang terkena ataupun terdampak pandemi.

Ini bukan gagal, tetapi keberhasilan yang tertunda.  Oiya, kabar baiknya, saya akhirnya bisa buat pizza!  Teksturnya empuk, dan rasanya enak! Bukan promo, tetapi berbagi kebahagiaan dari saya yang masih berperang dengan tepung.  Sementara ini skor 1:0 karena saya sudah bisa buat pizza!  Hahahha....

Jakarta, 6 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun