Ehhhmmm...bagaimana, apakah kita salah seorang yang menyebalkan atau punya salah satu cirinya? Â Bisa jadi, orang-orang nyebelin ini tidak tahu bahwa dirinya itu bikin kesel. Â Lingkungan dan cara dibesarkan membentuk semua. Â Bisa jadi, selama ini tidak ada yang mengkoreksinya. Â Bisa jadi juga kita di kondisi tertentu nyebelin.
Apakah saya pernah mengkoreksi teman menyebalkan? Â Iya, saya pernah karena berpikir kedekatan, dan harusnya aman. Â Tetapi, heheh...ternyata berakhir dengan berbagai ending. Â Ada yang gantian ngamuk tidak terima, dan ada juga yang akhirnya pergi. Â Makanya, kemudian jika bertemu model seperti ini saya pilih menjaga jarak.
Pertanyaannya, kenapa mereka ini ada di sekitar kita? Â Ini pertanyaan yang sama di kepala saya, karena jujur mereka ini bikin emosi. Â Saya juga tidak tahu seberapa banyak kadar kesabaran yang saya punya.
Tetapi, itulah hebatnya sang pencipta. Â Manusia sebagai makhluk sosial diciptakannya beragam bukan tanpa tujuan. Â Apalagi kalau bukan untuk saling melengkapi. Â Anggap saja kehadiran mereka semacam ujian kesabaran kita. Â Kalau mau dibawa becanda, kata anak zaman now, "Nggak ada lo, nggak rame!" Â Nah, mungkin itu jawabannya kenapa mereka ada! Â Hahahh..
Jadi intinya, mulai dari diri kita sendiri untuk tidak menjadi manusia menyebalkan. Â Sabar, dan tularkan energi positif dengan tidak terpancing atau larut di kondisi menyebalkan tersebut.
Jakarta, 26 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H