Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Sih Harus Ada Orang-orang Menyebalkan?

26 Januari 2021   22:13 Diperbarui: 26 Januari 2021   22:19 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ehhhmmm...bagaimana, apakah kita salah seorang yang menyebalkan atau punya salah satu cirinya?   Bisa jadi, orang-orang nyebelin ini tidak tahu bahwa dirinya itu bikin kesel.  Lingkungan dan cara dibesarkan membentuk semua.  Bisa jadi, selama ini tidak ada yang mengkoreksinya.  Bisa jadi juga kita di kondisi tertentu nyebelin.

Apakah saya pernah mengkoreksi teman menyebalkan?  Iya, saya pernah karena berpikir kedekatan, dan harusnya aman.  Tetapi, heheh...ternyata berakhir dengan berbagai ending.  Ada yang gantian ngamuk tidak terima, dan ada juga yang akhirnya pergi.  Makanya, kemudian jika bertemu model seperti ini saya pilih menjaga jarak.

Pertanyaannya, kenapa mereka ini ada di sekitar kita?  Ini pertanyaan yang sama di kepala saya, karena jujur mereka ini bikin emosi.  Saya juga tidak tahu seberapa banyak kadar kesabaran yang saya punya.

Tetapi, itulah hebatnya sang pencipta.  Manusia sebagai makhluk sosial diciptakannya beragam bukan tanpa tujuan.  Apalagi kalau bukan untuk saling melengkapi.  Anggap saja kehadiran mereka semacam ujian kesabaran kita.  Kalau mau dibawa becanda, kata anak zaman now, "Nggak ada lo, nggak rame!"  Nah, mungkin itu jawabannya kenapa mereka ada!  Hahahh..

Jadi intinya, mulai dari diri kita sendiri untuk tidak menjadi manusia menyebalkan.  Sabar, dan tularkan energi positif dengan tidak terpancing atau larut di kondisi menyebalkan tersebut.

Jakarta, 26 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun